“Ini wajah kami, wajah keimanan kami.”
Kalimat sederhana itu aku tulis untuk melengkapi sebuah foto yang bikin hati miris. Foto yang memperlihatkan betapa anak Sungai Musi sudah kian tercemar dengan tumpukan berbagai jenis sampah itu aku unggah di akun instagramku dan foto itu sengaja aku tandai ke beberapa akun instagram publik/komunitas yang memiliki banyak pengikut. Harapanku komunitas tersebut dapat posting ulang sehingga keberadaan sungai yang tercemar hebat itu mendapatkan perhatian khusus.
Siapa yang salah?
Kita semua yang salah. Pemerintah, penduduk sekitar, pun termasuk orang yang tidak tinggal di kawasan tersebut seperti aku dapat dibilang bertanggung jawab terhadap hal itu. Kok bisa? Iya bisa! Siapa yang menjamin bahwa sampah sebanyak itu hanya disebabkan oleh penduduk sekitar? Bisa saja orang yang sekali lewat seperti aku pun turut andil memperparah keadaan Sungai Aur (nama anak Sungai Musi) tersebut.
Hujan Respons
Terima kasih kepada semua admin akun Instagram yang sudah repost fotoku. Responsnya luar biasa. Dari satu akun saja yang ngasih jempol bisa 1000-an orang. Belum lagi yang komen. Ratusan! Responsnya sangat beragam. Ada yang dengan bijak menyikapi, ada yang mencaci-maki (mungkin belum ngirup cuko pempek, makanya emosi), menyalahkan pemerintah-masyarakat. Tak sedikit juga yang mention akun instagram Walikota Palembang bapak @harno.joyo. Akibatnya, dalam waktu 24 jam langsung turun surat perintah dari Walikota kepada jajaran di bawahnya (Kelurahan 9/10 Ulu) untuk melakukan gotong-royong pembersihan kawasan tersebut.
Gotcha!
Dari akun sosial media Walikota (yang sepertinya diurus oleh staf) terlihat berbagai macam foto saat Walikota Palembang tengah melakukan pembersihan. Bahkan hampir setiap minggu kegiatan gotong-royong di berbagai kawasan Kota Palembang itu dilakukan.
Bagus sih dan aku harus mengapresiasi hal itu. Namun… jujur saja, menurutku kegiatan itu masih sebatas ceremonial. Aku tidak begitu yakin, namun sepengamatanku tidak semua wilayah yang telah dilaksanakan pembersihan melalui gerakan gotong-royong masalah intinya dapat terselesaikan.
I have to tell this. Sama saja. Nggak ada yang berubah (baca: sedikit banget yang berubah). Sampah masih banyak dan endapan lumpur masih belum ditindaki secara serius.