Saat melakukan perjalanan ke India untuk pertama kalinya di tahun 2015 lalu, saya sempat mengunjungi kota Amritsar yang rupanya berbatasan langsung dengan Pakistan.Â
Di Attari Border, setiap hari dipertontonkan proses war ceremony. Yakni atraksi petugas keamanan yang memperlihatkan kebolehannya dalam baris berbaris.
Dari Attari Border, Pakistan terasa begitu dekat. Ibaratnya, tinggal melangkahkan kaki saja saya sudah berpindah negara. Namun, tentu saja tak sesederhana itu. Untuk berada di wilayah Pakistan saya tidak memiliki visa.Â
Jadilah, dalam tempo hampir 2 jam, saya hanya dapat melihat segala macam keriuhan para pengunjung di tribune yang berjoget dan bernyanyi. Sedangkan dari sisi Pakistan sayup-sayup terdengar teriakan, "Allahu Akbar! Allahu Akbar!"
Sebagaimana yang kita ketahui, Pakistan dan India dulunya bersatu. Namun konflik agama memecahkan sehingga kini India dan Pakistan berpisah (ironisnya akibat perang sipil, sebagian wilayah timur Pakistan pun terpecah di tahun 1971 dan kini menjadi Bangladesh).
Stigma orang terhadap Pakistan terus terang tidak begitu bagus. Pakistan dikenal sebagai negara sarang teroris mengingat negara ini juga berbatasan langsung dengan Afghanistan dan beberapa kota di Pakistan pun pernah menjadi sarang ISIS atau Taliban. Sehingga, penculikan, pembunuhan hingga bom bunuh diri sudah menjadi makanan sehari-hari warganya.
Tak heran jika tak banyak wisatawan yang berani datang ke sana. Padahal, di sisi lain Pakistan juga dikenal dengan keindahan alamnya, keunikan budayanya dan keramahan orang-orangnya.
Nah, lewat buku Journey Through Pakistan karya Backpacker Nakal aka Billy inilah, saya berusaha untuk melihat sisi lain dari Pakistan dan mengenal negara ini jauh lebih dekat tanpa harus "terkurung" dengan stigma yang selama ini ada.
LIBURAN DIKAWAL POLISI