Sungguh pagi yang basah.Â
Heh, maksudnya? Iya, di hari pertama Lebaran, kota Palembang dianugerahi limpahan rahmat melalui tetesan-tetesan air hujan yang turun dengan derasnya. Alhamdulillah, setelah lebih dari 2 minggu Palembang kering-kerontang tepat di 1 Syawal, Palembang turun hujan juga walaupun sedikit "merepotkan" pelaksanaan salat Ied.
Setelah melewati rangkaian kegiatan khas lebaran seperti salat Ied, sanjo aka silaturahmi ke rumah uwak yang dituakan, pasca salat Jumat, kami memutuskan untuk mudik ke Kabupaten Ogan Ilir yang berjarak kurang lebih 40 Km dari kota Palembang. Tepatnya ke ibu kota kabupaten, yakni Indralaya.
Tujuan utama ke sini adalah untuk berziarah ke makam kakek dan nenek dan beberapa anggota keluarga lain. Kebetulan ada sepupu yang juga tinggal di sana, ya sekalian silaturahmi juga kan ya.
Namun, ada yang berbeda dengan cerita mudik tahun ini. Untuk pertama kalinya, kami semua dapat menjajal tol baru Palindra, alias tol Palembang-Indralaya.
Memangkas waktu perjalanan
Untuk melalui tol ini, pengguna diwajibkan memiliki kartu e-toll yang dikeluarkan oleh beberapa bank. Di sekitaran pintu tol banyak orang yang menjual, namun tadi sebelum menggunakan tol, kami sudah lebih dulu membeli e-toll di gerai minimarket terdekat.
Panjang Tol Palindra kurang lebih 22 Km dan terbagi menjadi 3 sesi.
- Sesi I yakni sepanjang 10 Km dari KTM Rambutan-Indralaya
- Sesi II sepanjang 5 Km Pemulutan-Rambutan, dan
- Sesi III sepanjang 7 Km yakni Palembang-Pemulutan.
Info biaya tol dari Palembang ke Indralaya. Gambar milik pribadi.
Nah, tahun lalu, kami sempat menjajal sesi III ini, dan dulu dibebaskan biayanya. Sekarang, dari Palembang ke Indralaya tarifnya dikenakan Rp 6000 saja. Untuk tarif rute baliknya (sepertinya) sama, sayang saya tadi tidak dapat mencoba langsung karena di gerbang Tol Indralaya saat mau balik, ternyata semua kendaraan digratiskan, yeay! Hmm, mungkin karena Lebaran, ya! Hehe.Â
Sangat menyenangkan dapat melewati tol baru ini. Bayangkan, waktu yang dipangkas lebih dari 3/4 bagiannya! Tadi kami sempat ngecek langsung, untuk kecepatan rata-rata 100 Km/jam saya, waktu yang kami butuhkan tidak sampai 20 menit.
Bahkan sebetulnya bisa lebih cepat jika lebih cepat dan semua ruas jalan sudah rata.
Emang belom rata?