Ada yang idealnya butuh waktu lebih cepat bangun karena harus masak dulu. Jadi dibangunkan pukul 2 subuh juga hayo aja. Di keluarga lain, dengan waktu imsya yang rata-rata pukul 04:30, maka (di)bangun(kan) pukul 3:30 atau bahkan pukul 4 pagi juga masih cukup karena makanan sudah siap dan tinggal dipanaskan saja.
Terlebih lagi, ternyata sudah ada peraturan yang jelas tentang penggunaan speaker masjid ini, loh! Coba cek meme yang satu ini.
Dulu, saat saya masih kecil, ada sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh remaja kampung untuk membangunkan warga. Yakni dengan menggunakan pentungan yang dipukul-pukul ke tiang listrik sambil berteriak, "sahuuuuuur.... sahuuuuur." Sebagian lagi mengiringi teriakan itu dengan bunyi-bunyi yang berasal dari panci atau kuali bekas.
Tapi hal itu tidak berlangsung lama karena para warga protes orang-orang ini membangunkan sahur di waktu yang tidak tepat. "Jam 2 kurang udah ngebanunin, sih!" ujar ibu saya dulu. Ya emang terlalu dini sih. Alih-alih kebangun sahur, jika tertidur lagi pasca dibangunkan (karena masih lebih lama) maka jadinya antiklimaks, kan?
Memang, sih, "tradisi" membangunkan sahur ini sesungguhnya sudah ada bahkan sejak zaman ketika Rasulullah masih hidup. Saat itu, rasul meminta Bilal bin Rabah untuk berazan untuk membangunkan masyarakat.
Kebiasaan unik membangunkan sahur di masa lalu juga terjadi pada tahun 865 H di Kairo, Mesir saat penguasa DInasti Mamluk, Khasyqadam tengah menjajal meriam baru. Jadilah, meriam itu digunakan sebagai penanda saat sahur dan berbuka.
Nah, dulu juga, saya ingat di Palembang akan terdengar suara bel panjang untuk menandakan waktu imsya sudah masuk. Tapi ya sebatas penanda waktu imsya saja. Sekarang sudah tidak ada lagi.
Stop Membangunkan Orang Lain untuk Sahur