Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ketika Tulisan Sepi Pembaca

4 Desember 2022   16:04 Diperbarui: 4 Desember 2022   16:06 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : dakwatuna.com

Jujur, kadang ada rasa sedih jika tulisan yang sudah kita buat dengan susah payah ternyata hanya sedikit yang membaca. Jangankan memberi like atau coment melirik judulnya pun tidak. Lantas, apakah kita menyerah dan berhenti menulis?

Percayalah bahwa sukses itu berawal dari mimpi. Termasuk jika ingin sukses menjadi penulis. Dengan tekad yang kuat dan usaha yang terus menerus, tidak ada yang tidak mungkin untuk menggapai mimpi.

Saya teringat ketika suatu hari tahun 2016 bersama teman-teman pengurus organisasi akan merintis pendirian pondok pesantren. Ketika gagasan itu dimunculkan dalam sebuah forum rapat, ada salah satu peserta rapat yang langsung mendebat, "Mustahil, terlalu berat karena kita hanya punya modal madrasah dengan jumlah murid sedikit!"

Namun teman saya yang lain, yang juga kepala madrasah waktu itu memberikan argumen dan dalil-dalil yang meyakinkan. Akhirnya, semua peserta rapat sepakat untuk merintis pendirian pondok atau sekolah berasrama (boarding school).

Benar, ternyata diawali dengan modal Rp0,- dan 8 orang santri dalam jangka waktu kurang dari 10 tahun sudah berdiri pondok pesentren modern dengan bangunan megah berlantai 3. Jumlah  santri mencapai 300-an. Saya yang ikut berproses dari awal kadang juga tidak percaya. Semua berawal dari sebuah mimpi.

Begitu pula jika ingin sukses menjadi penulis. Yakinlah bahwa para penulis hebat juga dimulai dari nol. Mungkin pernah merasakan tulisannya ditolak penerbit atau koran. Mungkin pernah merasakan tulisannya sepi pembaca. Namun mereka tetap menulis dan menulis.

Maka, untuk menjadi penulis sukses, Setiati (2007) pernah mengingatkan setidaknya ada 6 ciri bahasa penulisan yang perlu diperhatikan. Pertama, singkat, tidak perlu panjang-panjang dalam memberi penjelasan.

Kedua, padat. Meskipun singkat tetapi mudah dipahami pembaca, informasinya lengkap. Pembaca mengetahui secara lengkap. Untuk hal ini penulis perlu latihan, membaca tulisan orang lain, bagaimana membuat kalimat efektif, padat berisi.

Ketiga, sederhana. Gunakan kalimat tunggal dan sederhana. Bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat harus efektif, praktis, sederhana, dan tidak berlebihan.

Keempat, lugas. Pinjam Bahasa jurnalistik yang mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung dengan menghindari Bahasa yang berbunga-bunga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun