Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tahun Boleh Saja Berganti, Tapi Aku Tetap Akan Menulis Lagi

26 Desember 2020   11:36 Diperbarui: 26 Desember 2020   11:50 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa tahun 2020 sudah mendekati finish. Pergantian tahun biasanya dirayakan dengan gegap gempita. Namun di masa pendemi ini berbagai bentuk larangan perayaan sudah disampaikan jauh hari. Dari yang sifatnya himbauan, maklumat, hingga ancaman. Semua dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang sampai saat ini masih belum terkendali.

Di sisi lain bagi sebagian orang momen pergantian tahun biasanya digunakan untuk membuat resolusi. Misal di akhir tahun 2020 seseorang membuat resolusi untuk kehidupannya di tahun 2021. Tidak hanya individu, organisasi (lembaga) bahkan mewajibkan untuk menyusun target atau goal di tahun depan.

Secara sederhana resolusi berarti tekad yang kuat atau ketetapan hati. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan resolusi, "sebagai pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan (keinginan) tentang suatu hal." Umumnya resolusi berisi keinginan, target atau goal (tujuan) yang ingin dicapai.

Intinya membuat resolusi tak ubahnya seperti goal-setting atau membuat tujuan. Dalam hal ini, gol selama setahun ke depan. Namun dalam praktik, meski awalnya diniatkan untuk diwujudkan atau dijalani sepanjang tahun, tak sedikit resolusi itu hanya berumur pendek.

Lantas bagaimana dengan kegiatan menulis? Menulis adalah sebuah kegiatan yang hampir setiap orang pernah melakukannya. Namun tidak semua orang menyukainya. Menulis dianggapnya sebagai sesuatu yang membosankan, melelahkan, bahkan ada yang menganggapnya perbuatan sia-sia.

Pandangan tersebut sah-sah saja. Bisa jadi yang bersangkutan belum mengetahui manfaatnya. Bagi mereka yang sudah merasakan manfaat menulis kegiatan menulis dirasa sesuatu yang menyenangkan. Mereka seolah sedang bercerita dengan orang lain tentang perasaan yang mungkin sulit diungkapkan sekalipun.

Bukan berarti mereka sangat tertutup kepada orang lain tetapi hal itu karena ia berpikir bahwa menulis lebih membuatnya nyaman dan melegakan walaupun terkadang ia tak menemukan solusi akan masalahnya tersebut. Namun setidaknya hal itu sedikit membuka jalan berpikirnya.

Di samping itu banyak manfaat lain yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis antara lain; memudahkan untuk mengingat informasi, membuat hidup menjadi lebih sistematis, menjadi lebih kreatif, sebagai sarana curhat, meluapkan imajinasi, dan masih banyak lagi.

Namun sebagai penulis kadang kita dihampiri virus bernama malas. Hal ini wajar bukan sesuatu yang aneh. Malas bukan sebuah kesalahan. Manusiawi. Jadi jika kita mengalami rasa malas terutama dalam menulis itu biasa. Sering orang menyebutnya dengan kata bad mood.

Malas menulis itu wajar yang tidak boleh membiarkan malas terlalu lama. Jika terlalu lama maka kita akan masuk pada zona nyaman yang berakibat menurunnya keinginan untuk menulis lagi. Ujungnya tidak ingin menulis sama sekali. Nah, untuk menghindari rasa malas menulis bisa dilakukan hal-hal berikut; bercengkrama dengan keluarga,refresing kecil, menonton film, mendengarkan musik, berkebun dan berolahraga, atau tidur.

Akhirnya jika kita mampu mengatasi rasa malas tidak ada istilah untuk berhenti menulis. Biarkan waktu terus berlalu, hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun boleh saja berganti tapi aku tetap akan menulis lagi Semoga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun