Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Guru Menulis: Antara Hobi, Tuntutan Karier, dan Tanggung Jawab Profesi

3 Juli 2020   06:40 Diperbarui: 3 Juli 2020   07:34 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menumbuhkan kebiasaan menulis ternyata bukan perkara mudah. Hal ini diakui oleh sebagian teman guru. Ada saja alasan untuk menghindar dari aktivitas yang sebenarnya merupakan tuntutan profesi ini. Dari ketiadaan ide, kesulitan merangkai kata, hingga alasan kesibukan yang sebenarnya untuk menutupi rasa malas.

Beberapa hari ini saya merasa senang karena ada satu lagi teman yang sudah mulai berani menulis. Teman satu angkatan ketika kuliah dulu. Ia mulai aktif menulis di blog kroyokan yang banyak dihuni para guru. Saya berharap semoga dia istiqamah untuk terus menulis.

Menulis seharusnya merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari profesi guru. Namun pada kenyataannya menulis dalam pengertian untuk menuangkan ide-ide baru bagi sebagian guru masih menjadi momok. Sehingga tidak sedikit guru yang takut untuk mempublikasikan tulisannya.

Padahal untuk men-upgrade jenjang karirnya guru dituntut untuk memenuhi kegiatan publikasi ilmiah. Kegiatan ini hanya bisa dilakukan jika guru mempunyai keterampilan menulis. Seperti keterampilan lainnya, menulis tidak datang ujug-ujug tetapi perlu pembiasaan dan latihan.

Oleh karena itu, guru perlu membiasakan diri untuk berlatih menulis agar mampu menghasilkan tulisan yang layak dan berkualitas untuk dipublikasikan. Hal ini yang dirasa berat oleh sebagian besar guru. Maka, bagi guru yang ingin mengasah keterampilan menulisnya butuh motivasi yang kuat.

Lantas apa saja motivasi guru menulis?  Apakah karena hobi, tuntutan karier, atau sebagai bentuk tanggung jawab profesi?

Bagi guru yang menulis karena hobi mungkin tidak ada beban. Mereka bisa menulis apa saja untuk mengungkapkan ide atau perasaannya. Ungkapan itu bisa dalam bentuk puisi, cerpen, opini, atau bentuk tulisan lainnya. Apapun bisa menjadi bahan tulisan. Bahkan jika ditekuni bisa menjadi sumber pendapatan lain di luar tugas pokoknya.

Ada pula guru yang menulis untuk memenuhi tuntutan karier. Jika motivasi menulis sekadar untuk memenuhi tuntutan karier, kadang guru hanya berusaha agar tulisannya bisa diterima sebagai persyaratan kenaikan pangkat. Yang penting bisa terpublikasi apakah dalam bentuk karya ilmiah, artikel, atau buku. Bahkan kadang ada yang tidak mau berproses alias menempuh jalan pintas.

Idealnya guru menulis tak hanya sekadar hobi atau untuk memenuhi tuntutan karier saja. Mestinya guru menulis benar-benar dilandasi oleh rasa tanggung jawab terhadap kompetensi profesionalnya.

Semoga teman saya tadi menulis dalam rangka menyalurkan hobinya. Harapan selanjutnya, lewat tulisan-tulisan itu dia sedang menyuarakan tanggung jawab profesionalnya sebagai guru. Dan, pada akhirnya kumpulan tulisan itu dapat terpublikasi menjadi buku yang dapat digunakan untuk menunjang karienya. Semoga!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun