Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Romantisme Ayam Pramugari dan Candle Light Dinner di Nanggroe

20 Juli 2013   08:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:17 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayam pramugari? Maksudnya, sama dengan hmm …. Eitzzzz! be positive thinking ya. Ini bukan ngebahas ayam itu! Ini ayam beneran, namanya Ayam Pramugari!

Resiko terbang dengan penerbangan pagi tanpa sempat sarapan ditambah singa udara pakai acara delayed, sukses menggerakkan aksi protes yang dilancarkan dari kampung tengah. Asupan teh manis panas ditambah remah-remah biskuit dan cemilan semenjak di ruang tunggu Cengkareng ternyata tak sanggup menahan arus demo yang dengan nyaring meneriakkan kata “LAPAR” dan menuntut haknya untuk diisi dengan makan berat!

Jarum jam di dinding ruang kedatangan Sultan Iskandar Muda (SIM) sudah menunjukkan pk 13.30 saat kaki melangkah keluar bandara. Kepada Kak Linda yang menjemput, kami langsung minta dibawa ke tempat makan terdekat yang enak, kalau bisa murah meriah. Sudah kelaparan tapi masih tetap pakai syarat!  Bergeraklah kami ke satu tempat makan tak jauh dari bandara yang pemandangannya masih dihiasi sawah. Kami datang saat sebagian besar pengunjung baru saja beranjak dari meja meninggalkan perangkat makan berserakan di atasnya. Hmmm … tampaknya makanan sudah habis, yang punya tempat pun terlihat enggan membereskan meja. Lalu apa istimewanya tempat makan yang masih terus dialiri pengunjung ini? #pasrah

Setelah menunggu +/- 10 menit, keluarlah si abang menenteng piring berisi sekerat daging dan sayap ayam berkuah kari/gulai berikut nasi putih disusul primadonanya yang seksi, masih gress dan ngebul, AYAM PRAMUGARI. Apa istimewanya ayam goreng yang butuh perjuangan untuk mencabik-cabik dagingnya saking HOT-nya ini?

[caption id="attachment_276340" align="aligncenter" width="486" caption="Ini dia paha Ayam Pramugari yang menggoda, bumbunya meresap hingga ujung tulang (dok. koleksi pribadi)"][/caption] Perhatikan ukurannya! Sepotong paha yang tergeletak pasrah di dalam piring itu cukup besar dibanding ukuran paha ayam kebanyakan. Eeee apa ini kalkun ya? Kakinya langsing panjang dan butuh perjuangan ekstra untuk orang kelaparan memisahkan daging dari tulangnya. Karena ukuran kaki yang panjang seksi inilah maka ayam goreng ini dikenal sebagai Ayam Pramugari. Hal ini pun didukung dengan lokasinya yang berada di belakang SIM.

Segitu saja keistimewaanya? Dari segi penyajian dan aromanya, si ayam yang konon digoreng dengan rempah khas Aceh ini memang menggoda iman. Dengan hiasan potongan daun mirip penyajian ayam tangkap mungkinkah dilumuri sedikit ganja sebagai pemikat? Lidah yang sudah tak sabar mencicipinya ditambah daging ayam yang sedikit alot dan ngebul membuat kami bak pasangan pengantin Sunda yang duduk di pelaminan tarik-tarikan pabetot bekakak! Ujung-ujungnya sepiring nasi tambah dibagi berdua menjadi pelengkap romantisme melahap Ayam Pramugari. Lapar apa doyan?

Sore hari sepulang dari Bukit Malahayati, mendadak lidah pun pengen icip-icip Mie Kepiting Ayah nan lezaaaat di kede (=kedai) Ayah yang pernah diobrolin dr Liza saat mudik Pebruari lalu. Baru makan siang pk 14 tapi koq perutnya sudah terasa kosong ya? Bersyukur karena bukan cuma kampung tengah saya yang minta mie Aceh tapi si Ibu yang katanya diet pun hayuuuk hahahahaha.

Mendekati sasaran, kendaraan melaju perlahan meneliti satu per satu kede yang berjejer di pinggir Jl Raya Malahayati, Krueng Raya dan berhenti di depan kede yang di depannya ada pohon kersen. Dua porsi Mie Kepiting pun dipesan dengan mewanti-wanti si abang agar tidak menumpahkan cabe di atasnya (maksudnya pesen jangan terlalu pedes hehehe).

[caption id="attachment_276341" align="aligncenter" width="486" caption="Mie Kepiting Ayah yang meggoyang lidah, rasanya masih terus terbawa hingga sekarang (dok. koleksi pribadi)"]

1374282677333740385
1374282677333740385
[/caption]

[caption id="attachment_276342" align="aligncenter" width="486" caption="Jangan lupa pesan ruajak Aceh ditemani secangkir kopi itam, hmmm ... (dok. koleksi pribadi)"]

13742827622083620715
13742827622083620715
[/caption] Ketika Mie Kepiting tersaji di depan mata, dari aroma hingga suapan pertama baru menyentuh ujung lidah langsung mendapat sambutan “Ooooo Maaaaaaaak!” Bertambah nikmat pulalah sajian Mie Kepiting Ayah yang kami santap karena sepanjang Krueng Raya mati lampu sehingga makannya pun diterangi cahaya lilin. Candle light dinner, romantis kali hahahahahaaaaaaaa …. baru setengah hari aja udah makan romantis gini, gimana setelah menghabiskan 5 hari pungo bareng di Nanggroe ya?

O,ya bila berkesempatan mampir ke sini jangan lupa pesan rujaknya, ooo maaaaak ngulek bumbunya mantap kaliiii! Jika di Ayam Pramugari total kemesraannya 70ribu maka dua piring Mie Kepiting nan lezat ditambah 3 cangkir kopi itam, 2 piring rujak dan 4 bungkus kacang goreng di senja nan romantis sah dibayar tunai dengan 66ribu saja. Saleum [oli3ve].

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun