Mohon tunggu...
Oktav Unik Ardiana
Oktav Unik Ardiana Mohon Tunggu... Guru - Hamba Allah yang tengah menjadi seorang pembelajar. (Mahasiswi dan Guru IPA yang berdomisili di Banyumas dan Cilacap)

Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan 2021: Jejak Pandemi Masih Terasa, Semoga Tinggal Sisa-Sisa

14 April 2021   20:31 Diperbarui: 14 April 2021   20:43 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://www.danielnugroho.com/

Setahun berlalu, bahkan lebih. Negeri ini sudah cukup mengenal istilah pandemi di dalam keseharian mereka. Bahkan bukan sekadar istilahnya saja. Seolah kini hidup berdampingan dengan situasi Pandemi Covid-19 sudah menjadi hal biasa. Tingkat kekhawatiran pun telah mereda dan seiring berlalunya waktu berbagai macam sektor kehidupan sudah mulai berjalan seperti biasanya meskipun tak sepenuhnya kembali seperti sediakala.

Tak seekstrem tahun lalu, Ramadan tahun ini tak begitu lagi diliputi kekhawatiran dan kecemasan yang menghantui setiap harinya. Popularitas si makhluk mikro yang mewabah kurang lebih tiga belas bulan terakhir ini sepertinya sudah mulai meredup. Mungkin masyarakat memang sengaja melupa tentang Corona, namun sejatinya jejak-jejak kepanikan dan kekhawatiran tahun lalu masih ada meskipun seiring berjalannya waktu kini kian memudar.

Hikmah Corona

Makhluk kecil ini mungkin mulai pamit undur diri dari eksistensinya. Sebagian masyarakat mulai jemu memperbincangkan, termasuk saya. Kata tetangga sebelah, "udahlah sekarang biasa saja yang penting jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan". Akan tetapi, tidak memungkiri bahwa kita justru belajar banyak hal dan mengambil hikmah dari peristiwa bersejarah yang akan dikenang sepanjang hidup kita, Pandemi Covid-19 yang luar biasa mengambil alih perhatian dunia dari segala kesibukan mereka (pelaku usaha serta aktivis di berbagai bidang). Hampir semua lapisan masyarakat semakin meningkatkan kesadaran untuk selalu waspada menghadapi kemungkinan yang akan terjadi. Pemerintah bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat untuk senantiasa berupaya agar pandemi ini benar-benar pergi. Kegiatan vaksinasi sudah mulai dilakukan di bebagai tingkatan daerah utamanya pada petugas kesehatan, pegawai pemerintahan, tokoh publik, dan masyarakat usia lanjut. Lalu, apakah semua akan mendapat vaksinasi? Berdasarkan penjelasan dari petugas puskesmas di salah satu wilayah Kabupaten Banyumas, vaksinasi tentunya akan dilakukan kepada semua orang (semua elemen masyarakat) sebagai upaya untuk mencegah dan memutus mata rantai terjadinya penularan virus Covid-19 yang pernah dan masih meninggalkan bekas di negeri ini.

Meskipun secara umum keadaan negeri ini semakin pulih dari tingkat kecemasan nasional melawan pandemi, kewaspadaan dan kesadaran sebagai makhluk yang selalu berinteraksi dengan banyak orang tetap harus dimiliki oleh masing-masing pribadi. Apapun profesinya, apapun pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan setiap harinya pastilah akan berkaitan dengan interaksi antar satu manusia dengan manusia lain. Maka dari itu, kita semakin belajar untuk lebih sabar, sadar, dan tidak melulu hanya mementingkan diri sendiri. Pandemi memang meninggalkan luka, namun jejaknya memberikan hikmah yang cukup bermakna:

1. Semakin sabar dan ikhlas dalam menghadapi kehidupan yang serba tidak pasti.

Tidak ada hal yang pasti di dunia ini apabila kita memandang dari kacamata perencanaan dan perkiraan manusia. Kehilangan, kecemasan, ketakutan, dan kesedihan membuat kita semakin sabar serta ikhlas dalam menapaki belantara kehidupan yang beraneka rasa. Kita tidak akan pernah mengetahui apa yang akan terjadi nanti, besok, dan lusa. Kita hanya mampu berencana namun Tuhan yang menggenggam realita.

2. Semakin berhati-hati dan waspada pada kondisi yang mungkin belum stabil sepenuhnya

Manusia hanya bisa berupaya mencegah, berusaha semampu yang bisa dilakukan sesuai kodratnya sebagai makhluk Tuhan. Kewaspadaan dan kehati-hatian menjadi sikap yang semakin menguat selama pandemi berlangsung. Kita belajar untuk tidak lengah dan tidak lalai pada hidup yang tengah berjalan. Kita belajar bahwa tiap asupan oksigen yang masuk ke dalam paru-paru kita begitu berharga.

3. Semakin bijak dalam bertindak

Dalam menghadapi wabah global yang telah memberikan pengaruh luar biasa, manusia akan semakin menahan diri untuk tak lagi mengedepankan ego pribadi. Berbagai elemen masyarakat bahu-membahu untuk bersama-sama menangani pandemi ini. Masing-masing mengambil peransesuai kapasitas dan tempatnya. Bersatu padu untuk menciptakan zona kehidupan yang lebih baik lagi.

4. Semakin menghargai hidup dan menjaga kesehatan

Manusia hanya diberikan kesempatan hidup di dunia sekali dengan nyawa titipan dari Tuhan. Melihat virus dengan ukuran ekstra mini mampu merenggut nyawa manusia yang ukurannya berjuta kali lipat dari ukuran virus tersebut membuat masyarakat semakin menyadari bagaimana berharganya waktu yang telah diberikan Tuhan. Betapa baiknya Tuhan yang telah mengizinkan kita menikmati kehidupan yang hanya sementara ini. Sudahkah kita menjadi hamba yang benar-benar menghamba pada-Nya? Atau justru terlena dengan sihir dunia yang hanya sekejap mata?

5. Semakin yakin bahwa Tuhan merupakan sebaik-baik tempat berlindung dan bergantung

Pernahkah kita berpikir untuk lari dari Corona? Pernahkah terbesit pemikiran untuk pergi sejauh-jauhnya menghindar dari wabah menakutkan ini? Pernahkah kita berencana untuk ke luar angkasa saking khawatir karena bumi sudah tak lagi aman untuk ditinggali? Padahal di sisi lain kita juga pasti memiliki keyakinan bahwa Tuhan pasti akan memberi jalan keluar dari semua ini. Tuhan tak akan pernah membiarkan makhluk-Nya terlunta-lunta dalam kebingungan selama ia meyakini bahwa Tuhan merupakan sebaik-baik pelindung dan tempat bergantung.

Pendidikan dan Ramadan bagaimana kabarnya?

Hampir semua sektor di berbagai bidang mulai mengaktivasi diri. Tak terkecuali sektor yang bergerak di bidang pendidikan. Uji coba pembelajaran tatap muka mulai dilakukan di sebagian daerah meskipun belum masif. Menteri Pendidikan memberikan otoritas kepada masing-masing pemerintah daerah untuk mengambil keputusan kapan akan memulai uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah. Semua dikembalikan pada pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan yang paling tepat disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Saya pribadi sebagai seorang guru telah menantikan kondisi tatap muka di sekolah bersama para peserta didik. Tentunya tatap muka kali ini akan istimewa karena mereka sudah banyak mengalami perubahan. Mereka tumbuh semakin tinggi, berkembang semakin dewasa bahkan sebagian dari mereka sudah menunjukkan tanda-tanda pubertas selama setahun hidup bersama pandemi. Sabar Nak, tiga bulan lagi kita akan bertemu di ruang kelas nyata di sekolah. Bukan lagi kelas virtual yang sebagian besar kalian akan menghilang di tengah-tengah pelajaran berlangsung. Bukan lagi kelas tatap muka terbatas di tempat selain sekolah. Kita akan berjumpa di sekolah dalam kondisi yang lebih baik lagi. Insya Allah.

Saya memiliki harapan besar Ramadan tahun ini jauh lebih baik dari Ramadan bersama pandemi di tahun lalu. Selain rutinitas pekerjaan sudah mulai hidup dan bangkit lagi, suasana ibadah pun turut kembali normal dan tak lagi mencekam dari sebelumnya. Ketakutan dan kekhawatiran mulai terkikis perlahan. Masjid-masjid mulai menyelenggarakan jamaah shalat tarawih dilanjutkan tadarrus Al-Qur'an meskipun tetap harus mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah. Semarak Ramadan mulai terasa menggema meskipun belum sepenuhnya kembali pada kondisi semula. Dengan demikian, sudah seharusnya kita pun semakin bersemangat untuk menghidupkan bulan Ramadan ini dengan merenda amalan-amalan kebaikan selama kita memiliki kesempatan.

Tak ada yang dapat memprediksi keadaan ke depan akan seperti apa, namun tugas kita sebagai manusia tentunya selalu berpikir positif dan mengupayakan yang terbaik sesuai dengan kemampuan kita.

Ramadan Hari Kedua di Sudut Kota Bercahaya

Oktav Unik Ardiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun