Mohon tunggu...
Oktaviatun Kusumarani
Oktaviatun Kusumarani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

www.viashare.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Iwan Tirta, Sang Maestro Batik Indonesia

6 Februari 2014   21:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:05 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nursjirwan Tirtaamidjaja nama lengkap beliau. Tapi publik lebih mengenalnya dengan Nama Iwan Tirta. Beliau lahir di Blora, 18 April 1935. Beliau banyak menghasilkan karya-karya batik. Pemeran batik beliau yang pertama berlangsung di Jakarta pada tahun 1971. Pameran ini mengusung tema “Menghidupkan motif-motif kuno”. Selain di dalam negeri, Iwan Tirta juga sering diminta menyelenggarakan pameran batik pada kunjungan kepala negara asing ke Indonesia, seperti Ratu Juliana dari Belanda, Ratu lizabeth II dari Inggris, Raja Husein dari Jordania, Presiden dan Nyonya Reagan dari Amerika, dan negara-negara lainnya.

Pada tahun 1996, Iwan Tirta mendapat tugas merancang 18 desain batik untuk dikenakan sebagai kemeja 18 Kepala Negara Anggota APEC sewaktu konfrensi di Jakarta. Kemudian masih di tahun yang sama, pada tanggal 7 Juni, Irwan Tirta menerbitkan sebuah buku berjudul “Batik A Play of Light and Shades” yang diterbitkan oleh Gaya Favorit Press di Jakarta. Hingga tahun 2000, Iwan Tirta banyak diminta untuk membuat rancangan desain hotel terkemuka, bahkan interior pesawat Garuda dan seragam pramugarinya juga pernah didesain oleh Iwan.

Tahun 2000-2003, beliau bekerjasama dengan Departemen Perindustrian terjun ke daera-daerah pmbatikan seluruh Nusantara untuk mendokumentasikan ragam hias batik & tenun. Dalam kunjungan ini, Iwan juga memberikan pelatihan tentang pengembangan batik di setiap daerah di Jawa, Bali, Madura, dan Sumatra. Bahkan ada pula beberapa orang yang dikirim untuk belajar di Bengkel Batik Irwan Tirta selama dua minggu.

Kemudian pada tahun 2004, Iwan Tirta bersama Rachmat Gobel dan Lydia Kusuma Hendra mendirikan perusahaan dengan nama PT. Pusaka Irwan Tirta. Perusahaan ini tetap berkiprah dalam dunia batik dan keramik. Gebrakan awal dari perusahaan ini yaitu ragam hias Modang (corak kraton) dan Kupu Hokokai (corak Pesisiran). Kedua ragam hias ini akhirnya diproduksi oleh PT Tri Margajaya Hutama, sebuah perusahaan milik Lidya Kusuma Hendra.

Tahun 2007, Iwan Tirta mengadakan sebuah pagelaran dengan judul “Retropeksi Iwan Tirta-Tading Gendhing.” Dalam pagelaran ini Irwan Tirta ingin meletakkan kembali posisi batik ke dalam konteks kebudayaan bahwa batik tetaplah menjadi sebuah jati diri Indonesia. Irwan tirta mengingatkan kita semua akan kekayaan budaya Indonesia yang sering kita abaikan, batik.

Pada tanggal 31 Juli 2012, Iwan Tirta menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya. Namun demikian, Iwan Tirta telah banyak meninggalkan karya-karya batiknya. Iwan Tirta telah melalang buana ke seluruh penjuru dunia dan mengharumkan nama Indonesia dengan membawa nama batik sebagai suatu karya seni kebanggaan bangsa. Ini merupakan suatu amanah bagi kita, rakyat Indonesia, untuk terus melestarikan batik.

Sumber Refrensi: www.iwantirtabatik.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun