Mohon tunggu...
Oktavia KhusnulKhotimah
Oktavia KhusnulKhotimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPI

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Rekognisi UPI 2022: Pengenalan Metode Pembelajaran STEAM di KM 3 SDN Sukamaju 1 Kota Cimahi

11 November 2022   22:18 Diperbarui: 11 November 2022   22:24 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wabah pandemi Covid-19 terjadi di berbagai belahan dunia, salah satunya Indonesia. Hal ini berdampak pada hampir seluruh sektor yang ada, yang salah satunya berdampak pada sektor Pendidikan. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19 yaitu dengan mengeluarkan kebijakan penyelengaraan pembelajaran jarak jauh atau secara Daring. 

Namun, pada kenyataannya kebijakan tersebut belum sepenuhnya efektif ketika diimplementasikan di masa pandemi Covid-19. Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya guru dan siswa yang masih kurang memahami dalam menggunakan teknologi sehingga proses belajar mengajar menjadi terhambat.

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Menyusun Program Kampus Mengajar. Kampus Mengajar merupakan salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. 

Program ini merupakan transformasi dari program Kampus Mengajar Perintis yang bertujuan untuk memberikan solusi bagi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terdampak pandemi dengan memberdayakan para mahasiswa untuk membantu para guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di tengah pandemi Covid-19.

Sekolah yang menjadi sasaran Program Kampus Mengajar yaitu sekolah yang memiliki akreditasi paling tinggi B untuk sekolah dasar dan akreditasi paling tinggi A yang berada di wilayah terpencil atau pinggiran kota. Program ini dilakukan secara Luring, salah satu sekolah yang menjadi tempat kegiatan Kampus Mengajar Angkatan 3 yaitu SD Negeri Sukamaju 1 Cimahi. 

Sebelum program Kampus Mengajar Angkatan 3 dilaksanakan, mahasiswa terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan di SD Negeri Sukamaju 1 Cimahi dengan tujuan agar mahasiswa mendapatkan gambaran umum mengenai proses pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri Sukamaju 1 Cimahi, karekteristik peserta didiknya, dan kelengkapan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.

Setelah melakukan analisis kebutuhan, saya dan kelompok membuat sebuah program untuk memperkenalkan satu metode pembelajaran yang baru atau belum di implementasikan di sekolah tersebut. Metode pembelajaran yang kami perkenalkan yaitu metode pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics). Pembelajaran berbasis STEAM yaitu sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan hubungan pengetahuan dan keterampilan Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics. 

Adapun tujuan dari pengintegrasian kelima bidang keilmuan tersebut yaitu untuk membantu siswa menyelesaikan permaalahan yang muncul dalam proses pembelajaran secara lebih kreatif.

STEAM merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir lebih luas mengenai masalah-masalah yang terjadi di dunia nyata. Beberapa alasan penggunaan pendekatan pembelajaran STEAM yaitu untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa, fokus pada proses berinovasi, berorientasi pada proses observasi, membantu siswa untuk terus berkreasi, dan melibatkan peran orang tua. Hasil akhir yang diharapkan dari penerapan metode pembelajaran STEAM adalah peserta didik dapat dengan mudah mengambil risiko serius, terlibat dalam pembelajaran pengalaman, bertahan dalam pemecahan masalah, merangkul kolaborasi, dan belajar serta bekerja melalui proses kreatif.

Saya dan kelompok mengambil fenomena sampah plastik yang semakin hari semakin banyak karena mayoritas masyarakat menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-harinya. Alasannya yaitu karena sampah plastik hanya digunakan untuk sekali pakai dan setelahny langsung di buang begitu saja tanpa memikirkan dampak bagi lingkungan. Dari fenomena ini siswa-siswi diminta untuk mengidentifikasi masalah, penyebab timbulnya masalah, akibat jangka panjang dari fenomena tersebut, dan solusi yang tepat untuk mengatasi fenomena masalah tersebut.

Salah satu solusi untuk mengurangi penggunaan sampah plastik yaitu menggunakan tas yang bisa digunakan berulang-ulang yaitu misalnya tote bag. Tote bag dapat digunakan untuk berbelanja di pasar, supermarket, dan lain sebagainya. Maka dari itu saya dan kelompok membuat solusi ini menjadi lebih menyenangkan, yaitu siswa-siswi dibagian tote bag polos, kuas, dan cat warna. Selanjutnya mereka diarahkan untuk menghias tote bag tersebut sesuai dengan fenomena masalah atau sesuai dengan lingkungan sekitar sekolah yang mereka amati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun