Tulisan ini ditulis oleh Jannatul Fiski (Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas). Tanah Datar, 4 Oktober 2025.
Diupload oleh: Oktavia Ramadhani
Pacu Jawi merupakan pamainan anak nagari (permainan menghibur dan menyampaikan nilai-nilai luhur oleh anak nagari) selepas panen padi, berupa memacu sepasang sapi di sawah yang berair dan berlumpur. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi masyarakat yang bertahan di empat kecamatan yaitu kecamatan Sungai Tarab, Pariangan, Lima Kaum, dan Rambatan di kabupaten Tanah Datar. Penelitian bertujuan menjelaskan esensi daya tarik wisata Pacu Jawi.Wawancara dilakukan dengan media handphone. Hasil penelitian menunjukan daya tarik Pacu Jawi adalah pada gairah dan semangat kegembiraan yang terlihat pada joki, pemilik sapi, masyarakat, pemerintah dan wisatawan. Panorama alam, semangat kegembiraan menjadi daya tarik Pacu Jawi dalam fotografi. Keunikan Pacu Jawi terletak pada lokasi pelaksanaan, berupa hamparan sawah yang berteras-teras, berlumpur dan berair. Pacu Jawi dilaksanakan berpindah-pindah dari satu nagari ke nagari lain.
Pacu jawi (dari bahasa Minangkabau: "balapan sapi") adalah perlombaan olahraga tradisional di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia. Dalam acara ini, sepasang sapi berlari di lintasan sawah berlumpur dengan panjang sekitar 40-60 meter, sementara seorang joki berdiri di belakangnya dengan memegang kedua ekor sapi. Walaupun namanya mengandung arti "balapan",sapi-sapi hanya dilepas sepasang tanpa lawan tanding, dan tidak ada pemenang secara resmi.Tiap pasang sapi berlari secara bergiliran, sementara penonton menilai sapi-sapi tersebut (terutama berdasarkan kecepatan dan kemampuan berjalan lurus), dan kadang membeli sapi-sapi unggulan dengan harga jauh di atas harga normal. Penduduk Tanah Datar (terutama dari empat kecamatan yaitu Sungai Tarab, Pariangan, Lima Kaum, dan Rambatan) telah menyelenggarakan acara ini selama berabad-abad untuk merayakan masa panen padi.Â
Acara ini juga diiringi pesta desa dan budaya yang disebut alek pacu jawi. Belakangan, acara ini menjadi atraksi wisata yang didukung pemerintah, dan menjadi objek fotografi yang mendapatkan berbagai penghargaan di bidang fotografi. Sejak 2020, pacu jawi diakui secara resmi oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda khas Indonesia dalam bidang Seni Pertunjukan yang berasal dari Sumatera Barat.
Dalam acara alek pacu  jawi ini tidak hanya pacu jawi saja tetapi ada penampilan seni lain juga seperti: Tari tradisional Minangkabau,Pasambahan,dan Diiringi alat musik tradisional.Di acara ini yang menonton tidak hanya masyarakat lokal tetapi juga ada yang dari luar daerah, dan luar negri juga.pacu jawi juga memperkaya perekenomian di daerah tersebut juga banyak warga lokal yang mendapat penghasilan  mulai dari tiket masuk, berjualan mainan,minuman dan makanan di acara alek tersebut.
Pacu jawi ini diadakan berpindah-pindah dari satu kecamatan ke kecamatan lain,alek pacu jawi ini sudah menjadi turun-temurun dari dahulu,mangka dari itu tugas kita untuk melestarikan budaya ini agar tidak hilang begitu saja dan menarik wisatawan dari luar, agar alek pacu jawi ini bisa diketahui banyak orang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI