Mohon tunggu...
Oktavia Wijaya
Oktavia Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Travel Enthusiast🍃 □ 📝 www.aivatko.com □📷www.instagram.com/oktaav

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mungkin Basarnas Memang Manusia Biasa, tapi Dedikasinya Luar Biasa

5 November 2018   17:09 Diperbarui: 8 November 2018   19:01 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Pos Belitung - Tribunnews.com

"Kami memahami, bahwa kami bukan manusia super, bukan manusia yang sempurna. Kami tetap berusaha sekuat tenaga. Dengan apa yang kami miliki. Kami yakin bisa mengevakuasi seluruh korban. Bapak Ibu..." 

Kepala Basarnas, M Syauki terdiam. Tidak melanjutkan perkataannya. Nada suaranya tidak stabil, matanya berkaca-kaca. "Setiap hari melihat....", beliau berusaha melanjutkan perkataannya. "Saya di lapangan, di laut", kalimat itu kembali terhenti. 

Berusaha keras menahan air mata, beliau kalah. Air matanya jatuh. Setelah menenangkan diri, beliau meminta maaf. "Saya tidak menyerah."

Pemandangan haru itu terlihat di acara konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT-610.

Momen itu terjadi setelah keluh kesah beserta saran disampaikan pihak keluarga korban kepada  petinggi yang dihadiri oleh Basarnas, TNI, Kementerian Perhubungan, KNKT dan DVI Polri. Pihak keluarga mencurahkan kesedihannya belum bisa menemukan jasad anggota keluarganya yang menjadi korban. 

Penerbangan JT-610 dari Bandara International Soekarno Hatta, Jakarta menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang jatuh pada Senin 29 Oktober 2018. Sebanyak 188 orang yang terdiri dari 2 pilot, 5 awak kabin dan 181 penumpang dinyatakan meninggal dunia.

Saat ini, pencarian masih dilakukan baik puing-puing pesawat maupun korban. Pesawat Lion Air tersebut jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

Dok. Kompastv
Dok. Kompastv
Hingga hari Minggu 4 November 2018, 105 kantong jenazah korban telah diberikan ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan DNA oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) dan sebanyak tujuh kantong jenazah sudah berhasil diidentifikasi. 

Semua pihak berusaha keras untuk menemukan titik terang kejadian ini di bagiannya masing-masing termasuk Basarnas. Basarnas sudah berusaha keras untuk kejadian ini.

Atas kerja kerasnya, Basarnas mendapatkan apresiasi dari luar negeri atas penemuan bangkai pesawat Lion Air JT-610. Tidak mudah menemukan bangkai pesawat dalam waktu cepat di titik awal radius lokasi hilang pesawat karena areanya yang sangat besar.

Dok. tempo.co
Dok. tempo.co
Menjadi tumpuan harapan bagi seseorang saja tidak mudah, apalagi banyak orang. Beban Basarnas memang berat. Basarnas tetaplah manusia biasa. Yang ikut merasa sedih dengan kejadian itu. Apalagi mereka melihat secara langsung bagaimana pesawat yang gagah itu hanya tinggal serpihan-serpihan kecil dan bagaimana tubuh manusia tinggal berupa potongan-potongan tak teridentifikasi. 

Salah satu penyelam pernah mengungkapkan bagaimana dia berhenti sejenak ketika menemukan potongan kaki balita di laut saat pencarian korban. Beliau terpaku, teringat anaknya di rumah yang juga masih balita. Tapi beliau tersadar lagi untuk melanjutkan apa yang harus dikerjakan. Lihat? Betapa sebenarnya beban menjalani tugas kemanusiaan ini begitu berat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun