Mohon tunggu...
okmi astuti
okmi astuti Mohon Tunggu... Guru - Menulis is habit, menulislah sepanjang hayat

Perempuan dengan tiga anak, yang kesehariannya mengajar dan menjadi ibu rumah tangga. Ingin menjadi penulis tapi belum terbiasa menulis. Saat ini sedang mengikuti kelas belajar bersama Omjay dan rekan-rekan. Semoga bisa menjadi penulis hebat seperti mereka.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Semoga Langit Hari Ini Secerah Penantian Panjang Kami

16 Agustus 2021   13:34 Diperbarui: 16 Agustus 2021   13:39 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ku langkahkan kaki menuju rumah sakit untuk menemani suami kontrol sekaligus menunggu detik-detik jadwal kemoterapi. Pagi yang cerah hari ini dimulai dengan kegiatan rutin untuk menyiapkan sarapan suami. Meskipun makanan yang dimakan tidak normal seperti makanan orang dewasa lainnya.

Saat beliau makan, saya langsung mengambil HP dan mulai membuka aplikasi Exambro untuk mengikuti try out assessment nasional untuk guru. Soal pertama dimulai. Karena ujian nya Literasi maka soal yang muncul adalah soal yang membutuhkan kemampuan membaca, bernalar, menafsirkan, menyimpulkan, dan tentunya juga melibatkan emosi, pikiran, serta logika.

Sebenarnya tes ini memerlukan fokus dan konsentrasi tapi apalah daya, keadaan yang tidak bisa dihindari membuat pikiran terbagi dengan aktivitas lain.  Sesekali berhenti mengerjakan soal karena keperluan mendesak suami yang tidak bisa ditinggalkan. Teman-teman guru mengerjakan tes di Lab sekolah, sementara beberapa guru harus  mengerjakannya secara daring karena beberapa alasan, termasuk saya sendiri.

Soal demi soal dikerjakan, tiba-tiba muncul peringatan, waktu mengerjakan soal habis. Saya pun kaget karena soal belum terjawab semua nya. Huh, sayang sekali, tapi apa boleh buat. Yang penting sudah melakukan yang terbaik, meskipun hasilnya tidak maksimal. Belum selesai menarik nafas, muncul perintah Berikutnya untuk  menjawab pertanyaan survey, tanpa menunggu saya mengerjakan nya dengan  lancar.

Meskipun belum bisa menghilangkan wajah kecewa terhadap tes tadi, saya berusaha bersikap setenang mungkin. Sesampai di rumah sakit, kami berpisah. Suami langsung mendaftar ke Poli THT lantai tiga, sementara saya menunggu hasil lab di lantai satu. Setelah mengantri beberapa waktu, saya pun mendapatkan hasil lab. Saya langsung menyusul suami. Ketika tiba di lantai 3, ternyata Pendaftaran belum selesai. Sambil menunggu, saya mulai mencari hasil lab minggu lalu.

Setelah mendaftar, saya langsung menyerahkan nya ke bagian Poli. Sebelum keluar, saya sempat melirik tempat konsul, memastikan dokter sudah datang atau belum.  Hasil pengintaian saya, ternyata dokter belum datang. Sambil menunggu, saya berdoa semoga hasil cek darah suami bagus sehingga bisa dijadwalkan untuk kemoterapi. Saya langsung membandingkan kedua hasil lab,  Alhamdulillah masih bagus, meskipun ada beberapa part yang  menurun. 

Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya kami pun dipanggil. Kami langsung menemui dokter dan menunjukkan hasil lab tersebut.  Sambil menunggu protokol kemoterapi, dokter kembali menjelaskan dan memberi saran apa-apa saja yang harus diperhatikan setelah kemo, terutama asupan makanan pasien. Kami diberi kesempatan bertanya sebanyak-banyaknya tentang tata cara kemo dan keluhan pasien. Setelah konsultasi, akhirnya kami pamit dan dilanjutkan ke ruangan khusus kemoterapi.

Saya terus bersyukur, satu langkah selesai. Selanjutnya melakukan pendaftaran di bagian kemoterapi. Setelah mencari ruang kemoterapi, kami langsung mendaftar, ternyata ruang yang saya tuju salah. Saya harus mendaftar melalui apotik, setelah  dapat memo, baru saya mendaftar kembali. Alhamdulillah, jadwal kemoterapi nya sesuai dengan yang dijadwalkan dokter semoga suami baik-baik saja menjelang jadwal kemoterapi.

Kami berjalan beriringan pulang setelah memastikan semua urusan selesai, sebelum pulang saya harus mampir ke apotik membeli obat, suami memilih pulang terlebih dahulu, karena kondisi nya masih lemah. Setelah mendapat obat yang dicari, saya  teringat harus menebusb obat yang diresep dokter untuk keperluan setelah kemo. 


Setelah menimbang-nimbang akhirnya saya langsung berputar ke rumah sakit. Seperti biasa, saya harus mengantri menyerahkan resep nya dulu untuk mendapatkan nomor antrian dan kemudian baru mengantri menunggu panggilan untuk mendapatkan obat.

Sambil menunggu panggilan, saya membuka HP dan menulis apa yang kami jalani hari ini. Sesekali saya menoleh dan memperhatikan kondisi sekitar, melihat suasana yang selalu ramai, membuat saya berdoa semoga terhindar dari virus corona. 

Ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan setelah berkali-kali datang ke rumah sakit ini. Hal pertama adalah budaya antri. Saya antusias sekali melihat bagaimana keluarga pasien mengantri lebih pagi untuk pendaftaran awal ke rumah sakit ini. Semua teratur, tidak ada yang saling sikut menyikut. Yang kedua, saya kaget ketika melihat betapa banyaknya petugas bersama loket pelayanan masing-masing yang bertugas melayani pasien dan keluarga pasien pada pendaftaran awal. Bagi saya pribadi, pelayanan seperti ini patut diberikan applaus. Yang terakhir pastinya pelayanan dokter yang memuaskan.

Semoga semua pengobatan yang dijalani di rumah sakit ini berjalan dengan lancar. Semoga setelah mendapat penanganan khusus, suami bisa sehat seperti sediakala, tanpa kurang sedikitpun. Terima kasih atas segala ujian dan cobaan yang Engkau Berikan. Semoga kami mampu dan sanggup menjalaninya dengan sabar. Semoga kami segera berkumpul dengan anak-anak.  Semoga langit selalu cerah, Secerah hati kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun