Mohon tunggu...
Oki CahyoSaputro
Oki CahyoSaputro Mohon Tunggu... penulis

saya seorang penulis content pelatihan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Lebih dari Sekadar Tren: Mengapa "Work-Life Integration" Lebih Penting daripada "Work-Life Balance"

26 Agustus 2025   13:25 Diperbarui: 26 Agustus 2025   13:25 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebih dari Sekadar Tren: Mengapa 'Work-Life Integration' Lebih Penting daripada 'Work-Life Balance'

Kita hidup di era kerja yang serba cepat, di mana istilah work-life balance mungkin sudah sering banget kita dengar. Konsepnya sih simpel, memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi dengan jelas. Tapi jujur aja, praktiknya nggak semudah itu. Pasti pernah kan, dapat email kerja di malam hari? Atau tiba-tiba kepikiran ide bagus waktu weekend? Bahkan, nggak jarang panggilan dari kantor nyelonong masuk di tengah acara keluarga. Akhirnya, bukannya merasa seimbang, kita malah sering jadi merasa bersalah atau malah stres sendiri.

Nah, di sinilah work-life integration hadir sebagai pendekatan yang terasa lebih manusiawi. Bukan lagi soal memisahkan dua dunia yang sebenarnya saling nyambung, tapi justru mencari cara supaya kerja dan kehidupan pribadi bisa jalan bareng, harmonis. Tenang aja, ini bukan berarti harus kerja nonstop 24 jam. Intinya, kita membangun satu kehidupan yang utuh, dimana pekerjaan adalah bagian dari kita, bukan gangguan yang harus selalu dihindari.

Bayangin aja, kamu bisa nyempetin jemput anak di sekolah siang-siang tanpa rasa bersalah, lalu nyambung kerja lagi malam hari setelah mereka tidur. Atau kerja dari kafe sambil menikmati suasana, tanpa harus terkurung di kantor seharian. Fleksibilitas kayak gini bikin kita bisa ngatur ritme hidup sesuai kebutuhan pribadi sekaligus profesional.

Dengan work-life integration, kita nggak perlu pura-pura mematikan salah satu peran saat menjalani yang lain. Nggak harus berpura-pura "kerjaan nggak ada" waktu di rumah, atau "keluarga nggak ada" saat di kantor. Kita bisa jujur pada diri sendiri dan orang lain. Energi kita nggak habis buat memisahkan dua hal itu, tapi justru dipakai buat menikmati setiap momen, baik saat kerja, maupun saat bersama orang yang kita sayang. Ini bukan tentang kerja lebih banyak, tapi kerja lebih cerdas dan hidup lebih bermakna.

Kalau menurut kamu, work-life integration ini bisa jalan nggak di kehidupan sehari-hari kamu?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun