Mohon tunggu...
Muhammad ahsanfauzi
Muhammad ahsanfauzi Mohon Tunggu... mahasiswa

hoonneh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hidup Berdampingan Dengan Tiktok

13 September 2025   18:12 Diperbarui: 13 September 2025   18:12 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

pendahuluan:
Tiktok sebuah platform Media soasial yang memuat banyak sekali konten-konten, Semua ada di dalamnya. tentunya ada sisi positif dan Negatif nya, Tertagantung seberapa banyak interaksi kita dengan Konten-konten tersebut, dan seringnya interaksi kita terhadap konten-konten itu, mempengaruhi algoritma di Akun User tersebut. Yang jadi pertanyaan, Apakah kita terpengaruh mengikuti arus terhadap konten-konten tersebut, atau tiktok hanya sebagai alat hiburan pelepas penat? Semua itu hanya diri kita yang bisa menjawabnya.

isi:

Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok telah menjadi fenomena global yang tidak hanya sekadar aplikasi hiburan, tetapi juga ruang sosial yang memengaruhi pola pikir, gaya hidup, hingga interaksi masyarakat. Melalui sistem algoritmanya, TikTok mampu menyajikan konten yang sesuai dengan minat penggunanya. Hal ini membuat pengguna merasa betah berlama-lama dalam aplikasi, karena seolah-olah setiap konten yang muncul "dipersonalisasi" sesuai dengan kebutuhan mereka.

Dari sisi positif, TikTok telah membuka ruang luas bagi masyarakat untuk berkreativitas. Banyak individu yang sebelumnya tidak dikenal kini bisa menjadi kreator dengan jutaan pengikut hanya karena satu video yang viral. Selain itu, TikTok juga bisa menjadi sarana pembelajaran yang efektif. Banyak konten edukatif, mulai dari tips belajar, pengetahuan umum, motivasi, hingga keterampilan praktis, dapat dengan mudah ditemukan. Dalam konteks ini, TikTok berperan sebagai media yang demokratis, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan berbagi.

Namun, di balik sisi positif tersebut, TikTok juga menyimpan sejumlah tantangan. Kecenderungan pengguna untuk terus-menerus mengakses aplikasi ini dapat menimbulkan kecanduan digital. Durasi menonton yang terlalu lama bukan hanya mengurangi produktivitas, tetapi juga berpotensi mengganggu kesehatan mental. Selain itu, tidak semua konten yang beredar bersifat mendidik atau bermanfaat. Informasi palsu, konten sensasional, hingga tren yang berisiko terkadang justru lebih mudah menyebar dibandingkan konten yang berkualitas.

Di sinilah letak pentingnya kesadaran kritis pengguna. TikTok pada dasarnya hanya sebuah alat; dampaknya sangat tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Jika pengguna mampu memilah dan membatasi konsumsi konten, maka TikTok bisa menjadi media yang memperkaya pengetahuan sekaligus menghibur. Sebaliknya, tanpa kontrol diri, TikTok bisa menjebak seseorang dalam arus tren yang dangkal dan bersifat sementara.

Penutup:

Pada akhirnya, semua itu kembali kepada kita sebagai user. TikTok hanyalah sebuah platform dengan segala peluang dan risikonya. Bagaimana dampaknya terhadap kehidupan kita sangat ditentukan oleh cara kita menggunakannya. Jika kita bijak, selektif, dan mampu mengontrol diri, maka TikTok dapat menjadi media yang bermanfaat, baik sebagai sumber hiburan, inspirasi, maupun pengetahuan. Namun, jika kita lengah dan membiarkan diri larut dalam arus tren tanpa filter, maka aplikasi ini bisa membawa dampak negatif yang merugikan. Dengan demikian, kunci utamanya adalah kesadaran diri untuk menempatkan TikTok sesuai porsinya---sebagai alat bantu yang memperkaya, bukan sebagai pusat kendali dalam kehidupan sehari-hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun