Mesin diesel kapal laut dimatikan. Jauh dari perkampungan. Dua tiga hingga lebih sampan melaju kencang dari kejauhan. Terlihat jumlah orang yang juga ikut bersama dalam sampan.
Semakin mendekati kapal, mesin sampan rakitan atau katinting dimatikan. Di dayung pelan hingga ke samping kapal. Menautkan tali sebisanya tepat di pintu keluar. Kadang hanya bermodal pegangan ke badan kapal. Bertaut-taut.
Orang-orang yang ikut bersama terlebih dahulu naik. Lalu menyusul penumpang dari kapal berserta barang bawaan. Satu persatu penumpang melompat ke dalam sampan. Turun lalu menuju desa masing-masing.
Gambaran ini merupakan bagian dari proses transfer penumpang di wilayah kepulauan, terluar dan terpencil beberapa Wilayah di Maluku Utara.Â
Setidaknya, di seputaran Halmahera Selatan; Gane Barat, Gane Timur hingga Kayoa, Kabupaten Pulau Taliabu, Mangoli Kabupaten Kepualauan Sula. Dan beberapa daerah lain.
Setelah proses selesai, kapal akan bergerak lagi ke kampung berikut untuk menurunkan penumpang. Begitu seterusnya hingga tujuan kapal berakhir.Â
Pola pelayanan kapal di pulau-pulau pesisir jauh berbeda dengan pelayanan jika menuju perkotaan. Hanya terdapat satu spot akhir untuk semua penumpang.
Mekanisme pengantaran penumpang tak seperti di Kota semisal Ternate atau Kota dengan pertumbuhan pembangunan yang baik. Atau kota tujuan ekonomi. Di mana segala infrastruktur tersedia.