"Saya mau resign bang," ujar Fatur setelah menemui saya di rumah. Ia baru saja mengantar paket dan memilih beristirahat di rumah saya.
"Lah bukannya baru sebulan kamu kerja?" Tanyaku penasaran
"Tak kuat di jalan bang. Kerja dari pagi hingga malam," ujar pria sarjana pertanian ini.
"Memangnya ada kendala apa?" Tanyaku lagi.
"Bayangkan bang, kerja dari pagi sampai malam di jalan. Belum lagi kita nyari alamat susahnya minta ampun karena perusahaan saya bekerja tak memiliki data alamat para customer. Sudah begitu tak ada uang jalan khususnya bensin dan pulsa," tambahnya.
"Terus selama sebulan ini dari mana anggaran operasionalmu?" Sahutku.
"Dari gaji bang," jawabnya singkat.
"Berapa gajimu sebulan?" Tanya saya penasaran.
"Tidak pakai sistem gaji pokok bang. Beda sama perusahaan ekspedisi lain. Gaji kami sesuai paket. Untuk per barang per kilonya sekitar Rp 3000, sementara dokumen per kilo Rp 15.000. Jadi semakin banyak paket yang diantarkan, semakin banyak penghasilan," jelasnya.
"Sebenarnya untung juga sih, karena jika rajin bisa dapat sekitar 5 jutaan. Beda sama perusahaan lain yang ditetapkan gaji pokok. Jadi berapa pun paket yang diantar, gaji mereka tetap," sambungnya.