Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jogja dan Kenangan yang Ketinggalan Zaman

1 Desember 2020   03:28 Diperbarui: 1 Desember 2020   03:53 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Wajah Maliboro yang berubah total

Niat kami mencari makanan tradisional, namun apa daya sedikit berkeliling tak juga menemukan. Padahal, saya rindu makanan dengan konsep lesehan yang dulu kala menjadi kesukaan saya. Nasi kucingnya, sate tusuknya, aduh ngiler.

Kami akhirnya memutuskan masuk ke gang dan menemukan beberapa rumah makan. Ada yang berkonsep lesehan dan ada yang seperti biasa. Disini kami putuskan makan ikan, setelah gudeg yang menjadi sasaran utama tak berhasil kami temukan. 

Dokpri
Dokpri
Jikapun ada, kami harus berjalan jauh dan agak sedikit keluar dari kawasan Malioboro. Padahal seingat saya, dulu banyak sekali paganan tradisional di kawasan ini.

Setelah makan, kami jalan-jalan. Menyusuri Maliboro hingga ke tempat favorit, perempatan nol kilometer. Disepanjang jalan saya menyaksikan begitu banyak perubahan. Terutama desain kawasan.

Disini juga nampak banyak bangunan pertokoan besar, Mall, Hotel, cafe-cafe dan tokoh waralaba. Saya berpikir sejenak, bukankah ini seharusnya menjadi kawasan yang menampilkan unsur kebudayaan? tapi kok berubah total.

Dulu, di sini selain banyak pedagang kecil yang berjualan makanan tradisional juga banyak seniman lukis, namun sedari tadi saya hanya melihat dua tukang lukis dan satu penjual makanan tradisional. Ataukah mungkin saya yang salah karena datang menjelang sore hari. Bukan malam hari.

Semabari jalan, kawan saya yang belum pernah kesini menjadikan saya sebagai tukang foto.  Tugas saya hari itu ya, mengamati dan memainkan jemari memotret macam gaya dari kawan.

Dua jam lebih kami disini, setelah foto-foto saya masih terus menyaksikan perubahan dasyat dari kawasan ini. Kawasan wisata yang berubah drastis. Dari konsep tradisional menjadi moderen. Kawasan bisnis.

Kalau untuk swafoto, sepertinya desain Maliboro sekarang sangat menarik. Spot-spot yang di desain dapat menghasilkan berbagai macam hasil foto yang keren dan menarik. Penataannya yang moderen membuat saya berdecak kagum. Rapi dan tidak amburadul dan tentu saja bersih. 

Bangku atau kursi di sepanjang jalan ditata cukup unik. Tak lupa plang papan nama bertuliskan Malioboro dan nama gang tersusun rapi. Selain itu, di beberapa tempat menjadi pusatnya jajanan minuman seperti es durian dan lain-lain.

Sedari tadipun saya memerhatikan banyak pula kendaraan yang lalu lalang. Ya mungkin karena kawasan ini juga merupakan salah satu jalan menuju jalan lain. Namun yang menarik perhatian ialah beberapa orang yang berprofesi sebagai tukang becak dan delman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun