Disini, di kota ini. Aku pernah bergairah. Gairah karena keindahannya, budaya nya. aku pernah bergairah, karena senyum-senyum ramah penduduknya.
disini, aku pernah menceritakan pengalaman dan kenangan bertahun-tahun lamanya. Tentang kota yang tidak menjulang gedung-gedung penantang tuhan sampai pada kopi-kopi arangnya. Dan tentang, mimpi-mimpi para pelajar bernagi nalar, ideologi dan mimpi.
dan, disini pulah saat ini, patah, retak dan sedikit tertegun. Senyum-senyum ramah tampak kaku. Pengamen-pengamen jalanan tak lagi ber seni. Disini, aku temukan kenanganku retak. Retak tak bermakna. Kota-kota telah di hujani gedung-gedung pencakar langit. Kota telah di kepung perilaku-perilaku barat. Budaya-budaya harus di relakan, hilang tak berbekas.
bahkan, para becak-becak tak lagi memanjakan mata. Ada apa wahai penguasa? Apa yg kalian lakukan?
bukankah kota ini kota budaya?tapi tak juga pula aku jumpai yang dulu kalian lakukan. Ada apa wahai penguasa?bukankah sebiman-seniman dlu bernyanyi penuh makna?.
aku punya kenangan, begitu pulah ribuan bahkan kepala. Kenangan yang hilang dari damai hati yg kian tercabik-cabik. Oh kota kenangan.....