Mohon tunggu...
Priandona Ogansyah
Priandona Ogansyah Mohon Tunggu... Bahwa Hidup adalah Rangkaian PILIHAN

Sahabat Belajar untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Sepotong Kenangan Dalam Roti Gambang Tan Ek Tjoan

14 Oktober 2025   20:54 Diperbarui: 14 Oktober 2025   20:54 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Senja menjelang maghrib di Pamulang, mata saya tiba-tiba melihat sebuah gerobak roti khas dengan label Tan Ek Tjoan. Ada tarikan halus yang mengajak saya untuk menghampiri dan menyapa sang penjual yang usianya sudah separuh baya. Mata saya berbinar melihat deratan roti didalam gerobak khas nya dan "deg"..mata saya menemukan roti idaman hati yaitu roti gambang. Roti gambang ini berbentuk kotak dan berwarna cokelat bertabur wijen, roti ini bercita rasa kayu manis. Teksturnya ulet dan padat dipadu dengan aroma cokelat serta kayu manis yang khas.

Menurut Wikipedia, roti ini berasal dari Semarang dan merupakan salah satu kuliner peninggalan zaman colonial. Di Semarang konon roti ini punya nama lain yaitu Roti Ganjel Rel, barangkali karena bentuk warna atau alotnya yang membuat nama itu melekat pada roti gambang. Namun dalam budaya Betawi juga diakui bahwa roti gambang adalah bagian dari makanan khas masyarakat Jakarta sejak dahulu kala. Orang Jakarta memberi nama roti gambang, karena konon bentuknya mirip dengan alat musik gambang.  

Bagi keluarga kami, roti gambang punya ikatan memori indah. Sebab kala kami dan adik-adik masih kecil, setiap sore hari almarhumah ibu saya sangat suka membeli dan memakan roti gambang yang kala itu masih dikemas langsung ke kertas roti (saat ini sudah menggunakan kemasan plastik). Beliau selalu membeli beberapa potong untuk kami makan bersama adik-adik dan menyediakan 2 -- 3 potong untuk ayah saat pulang kerja, dan tak lupa ibu menyiapkan teh manis atau kopi tanpa gula untuk ayah sebagai temannya. Jadi roti gambang tersimpan dengan kuat dalam memory gustatory kami sekeluarga.

Saat ayah di tugaskan kantor tempat beliau bekerja untuk pindah ke Sumatera Barat, Riau and Sumatera Utara, terputuslah kebiasaan kami menikmati roti gambang, karena di daerah tempat kami tinggal tidak pernah ditemui jenis roti gambang. Kurang lebih 15 tahun kami menemani ayah bertugas keliling Sumatera, akhir nya kami kembali ke Jakarta saat ayah menjelang pensiun. Tanpa dinyana suatu hari lewat tukang roti dengan gerobak khas nya, saya panggil dan saya tanyakan apakah beliau menjual roti gambang ?, ternyata beliau ada stock roti gambang, disanalah memori gustatory terpuaskan dengan kembali terangkai kenangan indah saat menikmati roti gambang masa kecil dahulu. Namun sayang ibunda kami tidak lagi bisa menemani menikmati, karena beliau wafat saat kami tinggal di Medan.

Jadi setiap kami menikmati lezatnya roti gambang Tan Ek Tjoan, selalu ada rasa rindu kepada suasana masa lalu dan juga kepada hangatnya senyum almarhumah ibunda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun