Nama dosen : Drs. Widiyatmo ekoputro, MA
Nama mahasiswa: Obi Riyanto Nugroho
NIB : 1152200240
Program Heritage Foodcrawl - Jelajah Rasa Kampung Legenda yang diselenggarakan di Surabaya baru-baru ini menuai kesuksesan. Acara ini tidak hanya berhasil menarik perhatian masyarakat setempat, tetapi juga memberikan dampak positif kepada warga sekitar, pengunjung dari luar kota, hingga para peserta meet up yang hadir.
Acara dimulai dengan penyambutan hangat di lokasi. Para peserta mendapatkan penjelasan mendalam tentang Kampung Legenda dari ketua masyarakat setempat yang juga menjadi salah satu pelopor acara ini. Ketua masyarakat tersebut menjelaskan bahwa acara ini digagas secara swadaya oleh warga dengan harapan dapat memajukan perekonomian dan kebudayaan lokal. Selain itu, para peserta juga berkesempatan mendengarkan sejarah Sawunggaling, sebuah cerita tentang asal-usul nama yang kini digunakan sebagai nama kecamatan di Surabaya. Sejarah ini disampaikan dengan menggunakan bahasa Jawa krama halus oleh seorang tokoh budaya setempat. "Mendengar kembali bahasa krama halus yang kini jarang digunakan adalah pengalaman yang sangat berharga," ungkap salah satu peserta.
Setelah itu, sesi diskusi dan tanya jawab pun digelar. Dalam diskusi ini, peserta memberikan berbagai saran dan masukan untuk pengembangan Kampung Legenda di masa mendatang. Salah seorang narasumber menyebutkan bahwa esensi dari kegiatan ini adalah memberikan dukungan terhadap langkah-langkah baik yang diambil oleh masyarakat untuk menjadikan kota tercinta semakin maju.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan berjalan-jalan menyusuri perkampungan sepanjang 400 meter yang sudah dihias dengan suasana khas tradisional. Sepanjang jalan, terdapat booth-booth yang menjual makanan dan minuman tradisional yang semuanya dioperasikan oleh masyarakat setempat. Hidangan yang ditawarkan meliputi beragam jajanan pasar seperti cenil, klepon, dan dawet, serta makanan khas seperti pecel, sumpil lodho, hingga sayur lumut. Tak ketinggalan, es mambo juga tersedia bagi mereka yang ingin menikmati kesegaran di tengah perjalanan. Harga makanan yang dijual pun sangat terjangkau, seperti misalnya seporsi nasi pecel yang hanya dibanderol Rp6.000.
"Kami merasa puas dapat menikmati makanan tradisional dengan harga murah, sekaligus mendukung masyarakat lokal," ujar salah satu peserta. Antusiasme pengunjung terhadap kegiatan ini terlihat sangat tinggi. Banyak keluarga, pasangan muda, hingga teman-teman berkumpul bersama menikmati suasana yang penuh kehangatan dan nostalgia. Selain itu, acara ini juga memberikan manfaat ekonomi langsung kepada warga yang berpartisipasi sebagai penjual.
Setelah menikmati hidangan, para peserta kembali berkumpul untuk mengikuti diskusi penutup. Dalam sesi ini, semangat untuk terus berkontribusi kepada masyarakat kembali ditekankan. Para peserta juga diajak untuk mempersiapkan rencana kegiatan ke depan, seperti pelaksanaan Meet Up Nusantara 4. Salah seorang panitia berharap bahwa melalui rangkaian acara seperti ini, mereka dapat terus memberikan dampak positif yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Acara ini juga mendapat banyak ulasan positif dari pengunjung. Salah seorang peserta menyebutkan bahwa lokasi acara sangat aman untuk anak-anak karena jalanan yang dilalui ditutup dari kendaraan bermotor. Sepeda motor hanya diperbolehkan melintas dengan kecepatan sangat lambat, sedangkan mobil tidak bisa masuk sama sekali. Bahkan, tempat ini cukup ramah bagi pengunjung yang membawa anggota keluarga dengan kursi roda. Fasilitas lainnya yang tersedia adalah musala, sehingga para pengunjung dapat beribadah dengan nyaman di tengah acara.