Mohon tunggu...
Jose Iskandar
Jose Iskandar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kerja Nyata atau Kerja Wacana ala Jokowi

5 Juni 2017   11:55 Diperbarui: 8 Juni 2017   09:55 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: rakyat bersuara

Tanggal 1 Juni 2017, Presiden Jokowi mengundang Asa Firda Inayah ke Istana. Remaja yang tulisannya viral tersebut berkesempatan bertemu dengan orang nomor satu Indonesia seusai peringatan hari Pancasila.

Tidak ada yang salah dengan undangan tersebut, malahan bagus seorang Presiden sering-sering mengundang generasi muda Indonesia untuk datang ke Istana. Agar mereka semakin dekat dengan pemimpin dan mengetahui tentang bagaimana mengelola negara.

Namun jika ditarik kebelakang tentang apa yang ditulis Afi dan asal usul tulisan, maka undangan dari seorang Presiden menjadi kontroversial. Afi dituding menyudutkan satu kelompok dan tulisannya dianggap plagiat atau ada ketidak jujuran dari hasil karyanya.

Semakin kontroversi jika dibandingkan dengan Naufal Raziq, bocah yang masih duduk dibangku sekolah di Aceh mampu menciptakan listrik dari pohon kedondong. Anak sekecil itu mampu menghasilkan sesuatu yang nyata dan bermanfaat bagi Indonesia dimasa yang akan datang. 

Dengan penemuannya, Naufal dianggap lebih pantas diundang Presiden dibandingkan Afi dengan segala kontroversinya. Naufal tanpa banyak pencitraan telah membuktikan bagaimana seharusnya kerja nyata. Dia menghasilkan sesuatu walau harus minim publikasi dan menghabiskan biaya belasan juta rupiah.

Untuk mencapai kata berhasil, Naufal harus berulang kali gagal dan menunggu hingga tiga tahun. Bandingkan dengan Afi yang hanya dalam hitungan singkat mampu mencapai titik kepopuleran dan diundang ke Istana. Bukan memvonis Afi tidak mempunyai karya nyata, tapi apa yang dia lakukan belum sebanding dengan apa yang Naufal buktikan.

Kata-kata Afi juga bukan meredam panasnya keadaan, malah menjadi senjata untuk menyerang. Ciptaaan Naufal menjadi harapan masa depan bagaimana energi hemat dapat diciptakan. Jika ciptaaan Naufal terus dikembangkan, maka tidak tertutup kemungkinan seluruh daerah di Indonesia teraliri listrik dan tentu juga menghemat biaya.

Dari contoh perlakuan terhadap dua anak remaja ini kita dapat menyimpulkan, apakah memang tagline Kerja Nyata cocok dianut pemerintahan Jokowi atau hanya Kerja Wacana. Besar kemungkinan inisiatif untuk mengundang Afi bukan dari Jokowi, tapi dari orang-orang terdekatnya. Tapi sebagai seorang Presiden, tentu Jokowi harus sensitif dengan keadaan. 

Sama halnya dengan permintaan Jokowi agar para netizen tidak saling caci maki, fitnah di media sosial. Permintaan itu tidak diikuti dengan tindakan terhadap para pendukungnya, karena dari akun-akun pendukung Jokowi masih saja melakukan hal tersebut.

Lalu terkait dengan keutuhan NKRI, berulang kali Jokowi menyebutkan kata itu. Tapi tindakan terhadap gerakan Papua Merdeka dan Minahasa merdeka tidak mendapatkan perhatian, padahal mereka sudah mengibarkan bendera masing-masing. Sedangkan aktifitis yang hanya mengkritik ditangkap dengan tuduhan makar. 

Banyak lagi contoh yang sebenarnya layak untuk ditampilkan, tapi kita semakin paham apakah kita dalam era kerja nyata atau kerja wacana. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun