Mohon tunggu...
Nyosurka saja
Nyosurka saja Mohon Tunggu... Teknisi - Begini begitu

Saya adalah saya yang selalu akan ingin tahu

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Jalan Tol Perlu Enggak Sih di Bali?

8 November 2019   16:43 Diperbarui: 8 November 2019   17:03 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Jalan tol adalah infrastruktur jalan raya yang pengunanya di kenakan tarif sebagai ongkos bayar jasa.di Indonesia jalan tol di artikan sebagai jalan bebas hambatan walaupun dalam kenyataanya ruas ruas jalan tol di Jakarta pada jam jam tertentu macetnya luar biasa

Katanya kalau di luar negri jalan bebas hambatan itu namanya freeway atau ekspress way jalanannya pake bayar atau lancar jaya ngak pake macet macetan ngak tahu deh tapi dari nanya free mungkin ngak bayar.sedangkan jalan atau lintasan berbayar disebutnya tol highway,atau jalan pilihan yang dikenakan bayaran

Sejarahnya panjang jalan tol bayaran ini bisa jadi bahasan sendiri yang panjang bahasannya yang pengen saya bahas sekarang yakni wacana pembangunan jalan tol di Bali atau lebih tepat nya infrastruktur  ini di bikinin ngak ya sama pemerintah pusat sebagai hadiah dari pak Jokowi kepada Bali.terus kalau tidak dibuat ngasihnya proyek pembangunan apa 

Dalam sejarahnya jalan tol pertama kali di bikin di Indonesia tahun 1975 pada pemerintahan Suharto,jalan bebas hambatan pertama itu bernama jalan tol Jagorawi,sesuai namanya jalan yang menghubungkan Jakarta ,bogor,Ciawi di biaya oleh modal asing sukses membuat daerah puncak Cianjur menjadi tujuan wisata dan mengeliat maju dan kota Bandung kecipratan rejeki percepatan kemajuan  perekonomian sebagai akibatnya dan perlahan jalan raya Bogor Jakarta menurun tingkat keramaiannya seiring dengan berkurangnya beban kendaraan yang melintasinya.

Pembangunan infrastruktur jalan tol mempermudah pemerintah dalam hal memajukan perekonomian karena disamping memperlancar arus distribusi barang dan jasa lewat jalan baru yang lebih mudah juga hemat biaya karena biasanya jalan tol di buat oleh  badan usaha yang bernilai komersial ,modalnya pemerintah hanya perijinan dan aturan aturan tertentu yang disepakati .sifatnya pengusaha tentu milih milih daerah mana atau lintasan mana yang mempunyai prospek perekonomian menguntungkan dan pemerintah mestinya cermat memberi ijin usaha jalan tol untuk kepentingan kesejahteraan rakyatnya

Saat ini jalur distribusi Logistik dan lalu lintas darat Denpasar Gilimanuk banyak dikeluhkan pengguna jalan mulai dari sebutan jalur tengkorak hingga jalur macet dan sempit terutama bila sudah memasuki wilayah kota dan jalur rawan kecelakaan

Lanjut

Bali dengan luas daerah  5.780 km2 Punya keunikan wilayah dan potensi ekonomi khas daerah yang mengandalkan pariwisata sebagai pendapatan asli tertinggi sepertinya tidak terlalu urgen dan penting untuk menghadirkan jalan tol diwilayahnya meskipun menurut investor jalur Denpasar Singaraja dan Denpasar Gilimanuk mendesak untuk segera dibangun .pemerintah pusat harus berhati hati memberikan ijin pembangunan jalan tol walaupun pembangunan itu sangat mungkin disegerakan mengingat presiden Jokowi sangat berterimakasih kepada rakyat Bali dengan dukungan kepadanya hingga 91,61 persen di pemilu kemaren.bukan hal yang sulit bagi Jokowi untuk menyetujui bila diminta oleh gubernur Koster .bila ada kesepakatan pembangunan infrastruktur skala nasional di Bali semoga Bali memanfaatkan  secara bijak .dan penguasa Bali Wayan Koster untuk lebih berpihak kepada kepentingan rakyat Bali seluruhnya

Sinyal dari Mentri PUPR Basuki dalam peresmian short cut  jalan penghubung Denpasar Singaraja mengatakan

,Sedapat mungkin di Bali hindari pembangunan jalan tol,sepertinya sinyalemen bahwa beliau mengerti kondisi Bali ,bocoranya  Bali dapat jatah anggaran  2.058 trilyun untuk anggaran pembangunan periode 2020 hingga 2024 dan 14 proyek nasional yang di biayai APBN dan 30% partisipasi swasta .salah satu proyek nasional itu katanya ya tol Denpasar gilimanuk

Bila tidak setuju pembangunan jalan tol karena tidak sejalan dengan semangat  Bali ajeg diketahui pembangunan jalan tol hanya menguntungkan sepihak wilayah yang terkena jalur kurang mendapatkan nilai tambah manfaat justru terisolir karena cuma dilalui. Wilayah Jembrana mungkin yang akan lebih banyak dampak ruginya Namun dalam bentuk apa pembangunan infrastruktur skala pusat untuk Bali sebagai konpensasi penggantinya  ,bandara Buleleng,jalan kereta api lintas Utara ,mempercantik kawasan Denpasar atau pembangunan proyek tenaga panas bumi  entahlah ,orang Bali ingin menikmati kondisi Bali nya sendiri dengan ajeg dan nyaman wisatawan yang datang juga mengunjungi Bali pun betah mempunyai kesan yang  mengesankan dengan tempat tempat yang di kunjunginya hingga berefek ingin berkunjung lagi dan lagi serta mengajak yang lainnya datang juga berwisata ke Bali

Sukame

...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun