Mohon tunggu...
Nyimas Hilmiyati
Nyimas Hilmiyati Mohon Tunggu... Penerjemah - Selalu bersyukur

seorang ibu rumah tangga dengan 6 orang anak yang sudah gemar menulis sejak di bangku sekolah dasar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Resto Cepat Saji dan Peminta-minta

29 April 2018   17:36 Diperbarui: 29 April 2018   17:44 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Resto Cepat Saji & Wanita Peminta2

Aku termasuk orang yang kurang konsumtif dengan makanan cepat saji. Padahal sepintas mata, makanan ini sangat merangsang mata dan lidah untuk menyantapnya. Iya, tidak kupungkiri aku beli makanan jenis ini sesekali dan tidak tergolong langganan. Pernah, semasa kuliah di semarang, aku dan seorang teman baikku; yang kini entah di mana. Selalu meluangkan waktu libur ke kawasan simpang lima ini. Hiruk pikuk tempat ini sangat bernuansa. Keriuhannya makin malam makin terasa. Kembali ke makanan cepat saji. Sahabatku itu paling suka dengan menu yg satu ini. Dan memang cara kami bersahabat dengan saling pengertian. Pengertian di sini, kami bergiliran bila membayar makanan yang dimakan di hari itu. 

Nah tepat saat giliranku yang mentraktir sohibku itu. Kedua mataku tak lepas dari seorang pengemis setengah baya dengan suara lantang dan menyuarakan kesedihannya. Deg, jantungku lemah tak berdaya. Aku langsung berniat untuk mengganti menu resto cepat saji dengan makanan seadanya dan semurah2nya. Langsung saja kudekati wanita itu dan kuulurkan sebagian besar uang yg ada di dalam dompetku itu. Dengan suara yang parau dibuat2 ia mengangguk2 sambil menerima uangku dengan cepat. "Ayo donk nyimas, skrg giliran kamu kan yg jadi kasirnya", celoteh sahabatku dgn riang. "Iya gagapku waktu itu. Aku gak ikutan makan ya, aku lagi berpuasa nih, bohongku saat itu. "Ah yang bener ?", canda temanku itu lagi. 

Aku menggangguk pasti. Masuk ke ruang resto cepat saji ini rasanya adeeeem banget. Tumben pake antri segala. Apa lagi ada acara ya, tanyaku dalam hati. Ya karena hari itu pas tanggal muda jadi wajarlah semua tumpah ruah untuk menikmati hidangan lezat dari hasil keringatnya. Kulihat dari ujung mataku, temanku duduk di bangku khusus dua orang. Kulihat ia melambaikan tangannya ke arahku. Aku tersenyum. 

Menu2 yang tertera aku baca satu persatu buat kucocokkan dgn jumlah uang yg tersisa. Ujug2 aku mencium aroma tak sedap. Aku kembangkempiskan kedua cuping hidungku. Aku mencari sumbernya. Ya ampun, aroma ini berasal dari tubuh wanita yang kuberi uang tadi. Biar begitu aku masih bersikap sopan. Lalu aku persilakan ia untuk memesan terlebih dahulu. Dengan gaya yang pede super, ia cukup berkata," biasa" sambil cuek tanpa melihat ke arahku. Wow wow wow! Banyak nian yang dipesannya. 

Ada ayam goreng sebuket, burger, kentang goreng,/sop, puding dan eskrim lengkap dgn minuman sodanya. Sedang aku hanya bisa memesan sepotong burger bonus air mineral. Setengah berbisik aku bertanya ke kasir resto itu. " Mbak, ibu itu belanjanya banyak ya", tanyaku masih syok. Kasir itu tersenyum dan menjawab ramah padaku, ia setiap hari makan di resto ini mbak". Oala, pengen berbagi malah gak kumanan dewe.  Hahaha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun