Mohon tunggu...
Nyimas Arum Bela
Nyimas Arum Bela Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya punya hobi membaca karna memiliki manfaat yang beragam seperti menambah pengetahuan dan wawasan dan konten favorit saya biasanya cerita fiksi seperti novel petualangan Selain itu, saya juga suka baca artikel tentang pengembangan diri supaya pengetahuan saya terus bertambah. Membaca jadi cara saya buat santai sekaligus belajar hal baru setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dari Jalanan ke Parlemen: Mengapa Demonstrasi Menjadi Suara Perubahan di Indonesia?

8 September 2025   21:36 Diperbarui: 9 September 2025   07:18 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Fenomena Demonstrasi di Indonesia: Cerminan Masalah Mendalam dalam Struktur Sosial, Kultur Politik, dan Demokrasi

Sebagai mahasiswa Prodi Administrasi Negara, kami merasa penting untuk mengulas fenomena demonstrasi yang marak terjadi di Indonesia. Demonstrasi ini bukan sekadar aksi protes biasa, melainkan cerminan dari masalah yang lebih dalam dalam struktur sosial, kultur politik, dan proses demokrasi di negara kita.

Ketimpangan Kekuasaan dan Kurangnya Transparansi dalam Struktur Politik

Salah satu penyebab utama munculnya demonstrasi adalah ketimpangan kekuasaan antara elite politik dan masyarakat. Dalam sistem pemerintahan kita, kekuasaan sering terkonsentrasi di tangan segelintir elite yang memiliki akses lebih besar terhadap sumber daya dan pengambilan keputusan. Kebijakan yang dihasilkan cenderung menguntungkan kelompok tertentu, sementara kebutuhan dan aspirasi rakyat sering diabaikan.

Lembaga negara yang seharusnya menjadi tempat masyarakat menyampaikan aspirasi masih kurang transparan. Ketidakjelasan ini membuat masyarakat sulit mengetahui bagaimana kebijakan dibuat dan dijalankan, menimbulkan rasa ketidakpercayaan dan kecurigaan terhadap pemerintah. Ketika suara masyarakat tidak didengar, demonstrasi menjadi salah satu cara untuk menyuarakan ketidakpuasan tersebut.

Kultur Politik yang Didominasi Kepentingan Elite
Kultur politik di Indonesia juga memengaruhi munculnya demonstrasi. Kultur politik yang sehat seharusnya menghargai perbedaan pendapat dan mendorong dialog terbuka. Namun, kenyataannya, kultur politik kita masih dikuasai oleh elite yang sering lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya.

Politisi terkadang menggunakan isu yang memecah belah masyarakat demi keuntungan politik sesaat. Hal ini menyebabkan perpecahan dan menghambat usaha untuk bersatu dalam menyelesaikan masalah bersama. Minimnya dialog konstruktif antara pemerintah dan masyarakat membuat aspirasi rakyat tidak tersalurkan dengan baik, menambah ketidakpercayaan terhadap institusi politik.

Proses Demokrasi yang Lemah dan Penegakan Hukum yang Tidak Konsisten
Proses demokrasi di Indonesia masih menunjukkan banyak kelemahan. Mekanisme partisipasi publik yang kurang efektif membuat masyarakat hanya menjadi penonton dalam pengambilan keputusan, tanpa ruang yang cukup untuk berpartisipasi aktif. Akibatnya, kebijakan yang dihasilkan sering kali tidak sesuai dengan harapan rakyat.

Penegakan hukum juga belum konsisten, terutama ketika berhadapan dengan elite politik atau pejabat yang melakukan pelanggaran. Kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan sering kali tidak ditindak tegas, menimbulkan kesan bahwa hukum tidak berlaku sama bagi semua orang. Ketika ruang aspirasi masyarakat dibatasi, demonstrasi menjadi salah satu cara terakhir untuk menyuarakan pendapat.

Analisis Berdasarkan Amanat UUD 1945
UUD 1945 menegaskan prinsip-prinsip penting seperti kedaulatan rakyat dan keadilan sosial. Namun, dalam praktiknya, prinsip-prinsip tersebut belum sepenuhnya dijalankan. Kedaulatan rakyat sering kali hanya jargon, sementara oligarki dan korupsi masih merajalela.

Idealnya, struktur kelembagaan, kultur politik, dan proses demokrasi harus berjalan sinergis sesuai amanat UUD 1945. Namun, kenyataannya, ketiga aspek tersebut belum berjalan secara ideal. Ketidakseimbangan ini menjadi akar masalah yang menyebabkan demonstrasi sebagai bentuk protes rakyat terhadap kegagalan sistem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun