Mohon tunggu...
Adexfree
Adexfree Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah ruang untuk berbagi

Simplicity

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Suka Duka Menjadi Seorang Trainer

29 Agustus 2019   10:40 Diperbarui: 19 April 2021   09:43 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari tahun2011, setelah 3 bulan resign dari salah satu Rumah Sakit Swasta di Kota Palembang aku mendapatkan pesan dari salah satu temanku, mengajakku untuk duduk nyantai ngobrol disalah satu hotel di kota pempek ini.

Berhubung memang dalam kondisi belum bekerja lagi, aku menemui sahabatku ini dengan niat untuk sekedar hangout atau reuni setelah sekian tahun tidak pernah silaturahmi satu samalain.

Tiba di lobby hotel, aku langsung disapa lembut oleh resepsionis hotel. Tanpa menunggu lagi langsungku ikuti jejak kaki resepsionis itu menuju ruangan diselenggarakannya Pelatihan mengenai Metode Kontrasepsi Terkini.

Begitu sampai ke dalam ruangan ternyata temanku sudah menunggu di meja sudut ruangan tersebut. Aku memandang di sekelilingku, Nampak 15 orang Bidan dari seluruh Kabupaten Provinsi Sumatera selatan sedang mengikuti pelatihan tersebut.

Sambil bercerita dengan sahabatku, mataku tidak lelah mengamati para sejawat yang sedang memperhatikan seorang trainer yang sedang memberikan materi pada mereka.

Trainer adalah orang yang memberikan training atau pelatihan kepada peserta training/trainee. Seorang trainer yang baik mampu membuat peserta training menjadi memiliki skill/keahlian sesuai dengan materi training yang disampaikan.

Tanpa disangka dandiduga, ternyata hari itu adalah awal karirku sebagai seorang trainer di salahsatu Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Reproduksi. Jangankan bermimpi menjadi seorang trainer, bicara di depan public pun aku sangat jarang melakukannyasejak masa kuliah dulu.

3 Bulan setelah ikut duduk memperhatikan semua trainer secara silih berganti memberikan materi, Akhirnya Master trainer memberikanku kesempatan untuk sekedar berdiri di depan menjadi pembawa acara pelatihan tersebut. Keringat bercucuran dari pelipisku, mengingatsemua mata tertuju kepadaku saat itu.

Aku memandang lurus ke depan, melihat sekilas pada Master Trainerku yang duduk di belakang peserta pelatihan dan diatersenyum. Lega rasanya saat masa-masa itu telah terlewati.

Untuk menjadi seorang trainer bukanlah hal yang mudah, karena butuh proses yang lumayan lama. Dari beberapa pengalaman yang telah kulalui ada beberapa hal yang dapat kuambil sebagai pembelajaran hidup dari seorang trainer:

  1. Trainer harus menguasai ilmu pengetahuan maupun keterampilan mengenai materi yang akan disampaikan.
  2. Selain ilmupengetahuan dan keterampilan, seorang trainer harus memiliki attitude yang baik karena seorang trainer adalah role  modelbagi peserta training. Dan satu hal yang paling penting, trainer haruslah bersifatrendah hati.
  3. Seorang trainer harus di siplin dan konsisten terhadap ilmu dan keterampilan yang diberikan. Apa yang disampaikan berbanding lurus dengan yang dikerjakan seorang trainer.
  4. Trainer harus memilikidedikasi yang tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan.Trainer harus selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan skillnya sesuai dengan perkembangan zaman, jadi ilmunya harus selalu up to date.
  5. Trainer harus mampu bekerja sama dalam tim dengan baik, karena dalam suatu training terdapat beberapa trainer lain yang saling berkaitan satu sama lain dalam memberikan materi dan keterampilan pelatihan.

Dengan para trainer dari Indonesia bagian Timur | Dokpri
Dengan para trainer dari Indonesia bagian Timur | Dokpri
Kalau ditanya, apakah aku menyukai profesi ini? jawabannya I love it, karena ada beberapa hal yang kusukai dari profesi ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun