Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Harian: Prioritas di Kereta Wanita

29 Agustus 2014   00:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:15 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1409219884179155984

[caption id="attachment_340023" align="aligncenter" width="510" caption="sumber: suaramerdeka.com"][/caption]

Dengan adanya kereta khusus wanita di setiap ujung rangkaian kereta, tentunya membuat para ibu-ibu, mba-mba, dan anak kecil merasa nyaman di dalamnya. Jika dibandingkan dengan berdempet-dempetan dengan laki-laki justru ada perasaan tidak nyaman. Ada beberapa kasus pelecehan seksual baik dari “katanya” dan kesaksian langsung dari orangnya pernah saya temui terjadi di commuterline. Tapi yang ingin saya bahas bukan itu.

Mungkin terdengar lebay, tapi terjadi persaingan antar penumpang wanita di gerbong kereta khusus wanita. Berbeda dengan di gerbong umum. Para pria (yang sadar) akan memberikan tempat duduknya untuk wanita. Meskipun bukan suatu kewajiban karena mereka juga berhak duduk (apalagi kalau sudah pulang kerja dan capek). Tapi tetap saja seperti ada beban moral jika tetap duduk. Berbeda dengan gerbong wanita. Mereka berebutan untuk mendapatkan tempat duduk. Kecuali memang wanita tersebut sudah menjadi prioritas seperti lansia, difabel, membawa anak, ataupun wanita hamil, itu wajib hukumnya memberikan tempat duduk. Nah, prioritas wanita hamil inilah yang harus digaris bawahi.

Wanita yang lansia, difabel, dan membawa anak akan terlihat jelas. Tidak mungkin kan mukannya sengaja ditua-tuain, anak orang diaku-aku, dll. Namun, khusus untuk wanita hamil, sebelum perutnya benar-benar membuncit tidak akan terlihat jelas. Pernah saya perhatikan, kok wanita-wanita ini perutnya ‘agak’ buncit. Apakah semuanya hamil atau memang lagi tren perut buncit di CL?

Cerita dari seorang teman (sebut saja Melati) saat naik kereta pagi-pagi. Pas naik, Melati tidak dapat tempat duduk terpaksalah berdiri. Lalu ada seorang wanita yang berdiri di sampingnya. Kelihatannya ia sedang hamil (sambil melihat perutnya). Melati pun melirik orang yang sedang duduk di depannya. Sedang tidur pulas. Merasa kasihan dengan orang sebelahnya tapi tak enak juga membangunkan orang tidur itu. Saat orang di depannya turun, Melati mempersilahkan wanita disebelahnya untuk duduk. Wanita tersebut sempat menolak tawaran Melati. Namun, karena Melati memaksa, akhirnya wanita hamil itu pun duduk. Setelah duduk, Melati menyadari bahwa wanita itu tidak hamil, tetapi hanya perawakannya saja yang besar. Terlihat dari samping perutnya “dung”. Melati pun menyesal telah memberikan tepat duduknya pada wanita itu. Bukannya apa-apa, tapi kereta pagi hari itu sungguh luar biasa padatnya. Sampai-sampai tubuh kita tidak perlu pegangan saat berdiri karena tertahan oleh tubuh orang-orang disamping. Jauh lebih baik jika duduk.

Tak jarang aku dengar ibu-ibu yang menanyakan terlebih dahulu kepada wanita (yang terlihat hamil) jika ingin mmeberikan tempat duduk. “Ibu sedang hamil?” Agak tersinggung juga sih kalo aku jadi dia. Tapi itulah kenyataanya. Pasti jawabnya “ngga ko” kalau wanita itu mamang tidak hamil. Soalnya kalau benar-benar hamil, biasanya ibu-ibu akan meminta petugas untuk mencarikan tempat duduk. Atau mencari tempat duduk langsung di tempat prioritas. Kalau anda sedang hamil, atau merasa sakit, atau merasa menjadi prioritas, jangan ragu-ragu untuk meminta tempat duduk (utamakan di tempat duduk prioritas karena biasanya yang bukan prioritas justru duduk disana). Petugas yang baik hati pun akan memperingatkan kita untuk memberikan tempat duduk jika memang membutuhkan.

Beda lagi dengan ibu-ibu yang ngegosip depan kita. Tak jarang mereka membicarakan anak muda di CL. Apalagi di depannya ada anak muda yang sedang duduk. Biasanya membicarakan “kok anak muda jaman sekarang ngga mau ngasih tempat duduk ke yang muda ya? Kasian kan yang sudah tua. Kalau saya sih ngga apa-apa ngga di kasih tempat duduk”. Maksudnya apa coba? Pernah aku memberikan tempat duduk kepada ibu-ibu, eh... malah gantian sama anaknya (yang seumuran denganku) yang disuruh duduk. Nyesel juga. Sebagai wanita lebih muda, bukannya tidak mau memberikan tempat duduk tapi merasa memiliki hak yang sama saja dengan ibu-ibu itu. Sama-sama mau duduk. Apalagi ibu-ibu tersebut terlihat “jag-jag” atau masih segar. Bahkan lebih kuat dari kita. Mereka mampu tidak duduk selama berjam-jam saat belanja di Tanah Abang. Kalau sekiranya ada yang benar-benar butuh duduk, aku pun tak segan untuk berdiri.

Catatan: Kemarin, sepulang kerja seperti biasa naik kereta. Tidak terlalu penuh sehingga semua yang naik dapat tempat duduk. Pas di stasiun berikutnya, sudah pasti penumpang yang naik tidak dapat tempat duduk karena kursi telah terisi. Lalu ada seorang wanita dengan pakaian overal warna biru di atas lutut berdiri depan saya. Kereta tetap tidak padat. Eh, wanita itu malah berdiri (terlalu) dekat aku sehingga kakinya berdempet dengan kakiku. Kurang nyaman aja. Seperti dengan sengaja nyenggol-nyengol lutut ku. Sempat kesal juga. Ia juga beberapa kali (seperti) tak sengaja nyenggol sepatu. Pengalamanku, pernah sepatu rusak gara-kara naik CL. Sempat aku lihat mukanya (meskipun kurang sopan) tapi ia pura-pura ngga tau. Ckckck.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun