Dari kecil, aku suka banget main masak-masakan. Lama-lama, rasa suka itu tumbuh jadi hobi masak beneran. Waktu SD, aku mulai sering bikin jajanan simpel kayak pancake. Sampai suatu hari, sekolahku ngadain acara rutin yaitu Bisnis Day. Semua siswa diwajibkan bawa dagangan dan uang buat beli dagangan teman-teman lainnya. Bahkan ustadz dan ustadzah juga ikut meramaikan dengan membawa dagangannya masing-masing dan bantu melariskan dagangan para siswa. Pokoknya acaranya seru banget!
Waktu itu, aku kepikiran buat jual dorayaki. Beberapa hari sebelumnya, aku nemu resep mudah bikin dorayaki di Youtube, langsung deh coba bikin, dan ternyata satu rumah suka! Akhirnya aku putuskan untuk memasak dorayaki isi kacang merah buat dijual di sekolah. Tapi sayangnya, pas hari H aku malah sibuk keliling cari jajanan dan nonton lomba voli sama sepak bola di acara Class Meeting yang memang digelar bersamaan dengan Bisnis Day. Alhasil, daganganku nggak begitu laku soalnya sering aku tinggal. Tapi dari situ aku belajar, jualan itu butuh konsisten dan ngga bisa asal ditinggal-tinggal.
Waktu SMP, hobi masakku masih berlanjut. Kalau nemu resep menarik, langsung deh aku recook. Suatu hari karena lagi gabut, aku bikin roti bakar lumayan banyak, lalu kutawarkan ke teman sekelas. Kebetulan letak kelas kami berada di lantai dua, jadi malas untuk pergi ke kantin yang ada di lantai satu. Teman-temanku tertarik untuk membeli roti bakar yang kubawa. Roti bakarku laku semua hari itu! Besoknya teman-temanku malah banyak yang pesan roti bakar. Aku sempat rutin membuat roti bakar setiap pagi sebelum berangkat sekolah, dan kujual di kelas. Tapi karena pesanan makin banyak, aku nggak sanggup karena harus masak dan bersiap-siap sebelum berangkat sekolah, akhirnya aku berhenti jualan. Meskipun sudah berhenti, tapi rasanya senang banget bisa dapat uang dari sesuatu yang aku suka.
Masuk waktu kuliah, hobi mulai bergeser ke dunia tulis-menulis. Aku diajak teman buat ikut lomba karya tulis ilmiah. Karena memang tertarik sama kepenulisan, aku langsung setuju. Akhirnya kami membentuk tim dan ikut beberapa lomba di berbagai universitas. Nggak selalu menang, tapi alhamdulillah beberapa kali dapat juara. Dari lomba-lomba itu, aku dapat hadiah uang dari pihak penyelenggara. Kami juga bisa mengajukan reward prestasi ke kampus. Dari pengajuan reward prestasi tersebut, kami mendapatkan sejumlah uang sebagai bentuk apresiasi dari pihak kampus atas penghargaan yang kami raih. Lumayan banget buat nambah uang saku dan nambah semangat!
Belakangan ini, aku mulai tertarik lagi sama merajut. Awalnya iseng aja karena punya banyak waktu luang. Aku coba-coba bikin flower bouquet blanket crochet yang lagi viral. Ternyata seru dan nagih! Dulu waktu SMP, budeku sempat ngajarin merajut, tapi baru sekarang aku coba untuk merajut lagi. Meski belum menghasilkan uang dari hobi ini, aku yakin kalau ditekuni, hobi ini juga bisa jadi sumber cuan untukku.
Dari semua pengalaman ini, aku percaya hobi dan passion bisa banget jadi jalan rezeki. Entah dari dapur, dari tulisan, atau dari benang-benang rajut, semuanya punya potensi asal kita mau mulai dan konsisten. Nggak harus langsung besar, yang penting nikmati prosesnya.
Apalagi sekarang makin banyak wadah untuk berkembang. Salah satunya lewat program-program Pegadaian, seperti The Gade Creative Lounge yang mendukung kreativitas dan inovasi mahasiswa, atau Produk Gadai Emas yang bisa jadi solusi modal awal buat memulai usaha kecil-kecilan. Jadi bukan cuma nunggu peluang datang, tapi kita bisa ciptakan peluang itu sendiri.
Siapa tahu, hobi yang awalnya cuma jadi pengisi waktu luang, suatu hari bisa jadi jalan rezeki yang sesungguhnya.