Mohon tunggu...
Anisah Muzammil
Anisah Muzammil Mohon Tunggu... Editor - Editor/Penulis

Penulis lepas/Editor/Mentor Ibu rumah tangga, 4 anak Penulis buku Jemuran Putus www.instagram.com/anisah_muzammil www.facebook.com/anisah.muzammil

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Anak Menangis ketika Salat Ied Berjamaah: Batalkan atau Lanjutkan?

22 April 2023   23:47 Diperbarui: 22 April 2023   23:52 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah, hari raya Idulfitri disambut gembira oleh para umat muslim di seluruh dunia. Meskipun sempat ada polemik tentang penetapan hari Lebaran. Pada akhirnya umat muslim tetap hanya fokuspada euforia hari raya Idulfitri. Mengingat, tahun ini adalah tahun pertama hari raya Idulfitri sejak PPKM ditiadakan. Saling berkunjung ke rumah sanak saudara, tetangga, bahkan kerabat jauh meskipun mereka memilih hari yang berbeda untuk menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriyah.

Saya sendiri, hari raya Idulfitri terlebih dahulu diawali dengan menjawab kuis dari event Samber THR sambil  berdoa, semoga tahun ini adalah rezeki saya menyambar THR dari Kompasiana.

Hari raya Idulfitri adalah hari kemenangan. Rasulullah memerintahkan kepada seluruh umat muslim untuk berbondong-bondong mendatangi lapangan untuk melaksanakan salat Ied. Laki-laki, wanita, anak-anak,  bayi, dan lansia, diperintahkan untuk berkumpul bersama-sama melakukan salat berjamaah. Bahkan wanita haid diserukan untuk keluar rumah dan mendatangi lapangan untuk sekadar mendengarkan khutbah.

Ada tiga pendapat tentang hukum melaksanakan salat Ied.

1. Fardhu 'ain, yaitu sama seperti shalat Jumat. Hari raya Idulfitri adalah satu momen hari kemenangan ketika seluruh umat muslim diperintahkan untuk berkumpul dalam satu lapangan.


2. Fardhu kifayah, yaitu ketika salat sudah dilakukan oleh sekelompok orang, gugurlah kewajiban sekelompok orang yang lain. Sama seperti salat jenazah yang dilakukan oleh sebagian orang, sedangkan sebagian yang lain tidak perlu melakukannya.

3. Sunnah muakad dan ini adalah pendapat mayoritas para ulama.

Jika ada tiga pendapat, berarti kita boleh mengambil salah satu pendapat tersebut untuk diyakini. Bukan untuk bermudah-mudahan, melainkan sebagai panduan jika terjadi sesuatu ketika melaksanakan salat.

Misalnya situasi yang saya dapatkan ketika salat Ied pagi ini. Seorang anak yang usianya kira-kira dua tahun menangis tanpa henti sepanjang salat Ied. Hal itu tentu saja mengganggu para jamaah dan merusak kekusyukan salat. Selain itu, anak di bawah tiga tahun dibiarkan menangis terlalu lama akan menyebabkan anak tersebut stres dan mengalami gangguan kecemasan, serta memiliki emosi yang tidak stabil. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan membawa anak batita ke dalam masjid. Jika memang bisa dikondisikan, silakan membawa anak ke masjid sekaligus bentuk pengajaran terhadap anak dalam hal ibadah.

Lalu, bolehkah membatalkan salat jika anak menangis?

Secara syar'i, membatalkan suatu amalan salat itu tidak diperbolehkan. Bahkan jika ada binatang berbahaya yang melintas di depan orang yang sedang salat, orang tersebut harus berusaha mengusirnya dengan gerakan kecil. Membiarkan jika tidak membahayakan. Namun, jika sekiranya tidak bisa diusir dan membahayakan orang yang tengah melaksanakan salat, barulah orang tersebut boleh membatalkannya.

Demikian juga kita tidak boleh membatalkan salat meskipun anak menangis sepanjang salat. Namun, mengganggu jamaah lain adalah hal yang kurang terpuji. Jika memang sama sekali tidak dapat ditenangkan, sang ibu boleh membatalkan salat dan mundur dari barisan. Tidak pulang, melainkan tetap berada di belakang jamaah untuk mendengarkan khutbah Ied.

suasana jamaah salat Ied di Masjid Al Azhar, Metland Cileungsi
suasana jamaah salat Ied di Masjid Al Azhar, Metland Cileungsi

Bagaimana jika anak menangis ketika salat?

Gendong anak sambil melakukan setiap gerakan salat. Sebagaimana Rasulullah yang mengendong Umamah kecil ketika salat. Beliau menggendong Umamah ketika beliau berdiri dan meletakkan Umamah ketika beliau sujud.

Oleh karena itu, jika anak sudah menangis sepanjang salat Ied, gendong anak tersebut seperti contoh Rasulullah. Jika memang sudah diusahakan dan tidak bisa reda, apalagi sampai anak itu terdengar frustrasi, sebaiknya batalkan salat dan mundur dari barisan untuk menenangkan anak yang menangis. Daripada mengganggu para jamaah, lebih baik sang ibu mengalah dan mendahulukan kenyamanan si anak. Maka dari itu, penting untuk mempertimbangkan membawa anak ke masjid. Lakukan briefing kecil-kecilan, yaitu memberikan arahan untuk anak-anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama salat jamaah.

Selamat Idulfitri, Kompasianer. Semoga hari raya idulfitri tahun ini membuahkan pahala dari  amalan yang sudah tersemai. Mengampunkan seluruh dosa. Juga memberikan keberkahan untuk kita semua. 

Taqabbalallahu minna wa minkum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun