Mohon tunggu...
Paulinus Kanisius Ndoa
Paulinus Kanisius Ndoa Mohon Tunggu... Dosen - Sahabat Sejati

Bukan Ahli, hanya ingin berbagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Keterangan Vaksin dan PCR Palsu: Niatan Suci Ternodai Pemalsuan

30 Juli 2021   05:44 Diperbarui: 30 Juli 2021   10:44 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

b. Kesadaran sosial yang melemah. Kurang berpikir apa resiko bagi yang lain. Yang memalsukan dokumen entah pengguna jasa maupun penyedia jasa adalah orang-orang yang tidak peduli dengan resiko turunan yang timbul akibat perbuatan mereka yang berdampak pada orang lain.

c. Materialisme. Manusia pasti membutuhkan materi sebagai sarana untuk mewujudkan kemanusiaannya. Ini wajar. Tetapi menjadi tidak wajar jika materi menjadi orientasi satu-satunya. Ingin menumpuk materi sebanyak-banyaknya. Jika tidak ada jalan yang lurus, jalan 'berliku' juga ditempuh, asal keinginan tercapai. Saya agak yakin bahwa motif penyedia jasa pemalsuan dokumen condong kepada motif ekonomi.

d. Mentalitas instan: ingin cepat. Saat ini manusia dimudahkan dengan aneka fitur teknologi. Teknnologi membuat semua hal menjadi serba cepat dan mudah. Ini tentu positif. Tetapi hal ini bisa berdampak pada mentalitas manusia. Ingin serba cepat. Tapi sayangnya kemampuan manusia tidak secepat teknolgi. Ingin cepat ditengah keterbatasan.

Maka ketika seseorang mendapat celah yang bisa dia masuki agar memperoleh hasil cepat maka bisa saja akan dia pilih. Rasa ingin cepatnya ini mengalahkan pertimbangan nilai baik-buruk. Jika kita kaitkan dengan kasus-kasus diatas, bukankah pelaku pemalsuan itu juga ingin cepat? Cepat dapat surat keterangan bebas covid, cepat memperoleh kepastian perjalanan tanpa dibayangi ketakutan akan hasil test. Ini dari sisi pengguna jasa, dari sisi penyedia jasa dia juga ingin cepat memperoleh keuntungan finansial sebesar-besarnya.

Diakhir ulasan sederhana ini saya ingin mengutip sekali lagi komentar rekan saya diawal "Aneh orang Indonesia, semua hal bisa dipalsukan". ini tentu ungkapan kekecewaan. Karena ini bukan predikat yang membanggakan. Ini juga tidak menggambarkan manusia yang Pancasilais. Ini adalah wajah suram, yang harus kita poles kembali. Agar menarik, indah dipandang, dihormati oleh dunia, dan dikagumi sebagai bangsa yang bermartabat dan ber-Tuhan. Saatnya kita kembali ke wajah asli kita. Wajah sebagaimana harapan pendiri bangsa ini. Bukan wajah "palsu'. Caranya? Kita mulai dari diri kita masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun