Menabung adalah kebiasaan lama masyarakat Indonesia. Sejak kecil, kita sudah diajarkan untuk menyisihkan sebagian uang, entah disimpan di celengan ayam, botol bekas, atau di bawah bantal. Namun, seiring bertambahnya usia, kita mulai sadar bahwa menabung saja tidak cukup. Nilai uang bisa menyusut karena inflasi, sementara kebutuhan hidup terus bertambah. Di titik inilah muncul kesadaran bahwa kita perlu menyimpan dalam bentuk aset yang nilainya lebih stabil dan tahan waktu.
Salah satu bentuk investasi yang paling dekat dengan keseharian masyarakat adalah emas. Emas bukan hanya perhiasan, tapi juga simbol kekayaan, simpanan darurat, sekaligus instrumen investasi. Dan di Indonesia, ada satu nama yang selalu lekat dengan emas: Pegadaian. Bagi banyak orang, Pegadaian memang identik dengan gadai, tetapi pengalaman pribadi saya membuktikan bahwa Pegadaian juga menjadi pintu masuk penting untuk belajar dan berinvestasi emas dengan cara yang sederhana, terjangkau, dan aman. Inilah alasan mengapa Pegadaian mengEMASkan Indonesia bukan hanya jargon, melainkan kenyataan yang saya alami sendiri.
Saya masih ingat saat pertama kali membeli emas di Pegadaian. Waktu itu, kondisi keuangan saya tidak besar, tetapi saya penasaran ingin mencoba berinvestasi. Saya mulai dari jumlah yang sangat kecil: 0,1 gram. Mungkin terlihat sepele, tetapi bagi saya saat itu, emas sekecil itu memberi rasa percaya diri yang besar. Ada kepuasan tersendiri menggenggam sesuatu yang nyata, yang nilainya tidak akan hilang hanya karena angka inflasi.
Setiap kali ada rejeki lebih, saya menambah sedikit demi sedikit. Rasanya seperti menanam biji kecil yang kelak bisa tumbuh menjadi pohon. Namun, hidup tidak selalu berjalan mulus. Pernah suatu ketika saya terpaksa menjual kembali emas yang sudah saya kumpulkan karena membutuhkan dana mendesak. Prosesnya di Pegadaian sangat mudah: emas yang saya miliki langsung dibeli kembali, dan saya menerima uang tunai sesuai harga saat itu. Di situlah saya merasakan likuiditas emas---mudah disimpan, mudah pula dicairkan.
Pengalaman tersebut membuat saya semakin yakin bahwa emas bukan sekadar barang mewah. Ia bisa menjadi penopang ketika keadaan darurat. Saya juga merasakan perbedaan harga emas di Pegadaian yang relatif lebih murah dibanding tempat lain, dengan jaminan keaslian yang tidak perlu diragukan. Ada rasa aman yang membuat saya percaya untuk terus melanjutkan perjalanan kecil saya bersama emas di Pegadaian.
Seiring berjalannya waktu, saya mengenal produk lain dari Pegadaian: Tabungan Emas. Konsepnya sederhana, tetapi revolusioner bagi saya. Dengan Tabungan Emas, saya tidak perlu menunggu memiliki uang besar untuk membeli emas batangan. Cukup menyisihkan sedikit demi sedikit, saldo tabungan saya otomatis dikonversi ke emas. Rasanya sama seperti menabung di bank, hanya saja nilainya tidak dalam rupiah, melainkan emas.
Inilah yang membuat Tabungan Emas sangat relevan untuk masyarakat Indonesia. Tidak semua orang bisa langsung membeli 5 gram atau 10 gram emas. Namun, dengan tabungan, siapa saja bisa ikut memiliki aset emas, bahkan dengan nominal yang sangat kecil. Inklusivitas inilah yang menurut saya menjadi kekuatan Pegadaian: membuka jalan agar investasi bukan hanya milik kalangan tertentu, tetapi juga masyarakat menengah ke bawah.
Praktisnya lagi, Tabungan Emas bisa diakses lewat aplikasi digital. Saya bisa memantau saldo emas kapan saja, menambah simpanan hanya dengan transfer, bahkan mencetak emas batangan jika suatu saat dibutuhkan. Kemudahan ini membuat saya semakin disiplin menabung, karena terasa ringan tetapi manfaatnya nyata.
Dari pengalaman pribadi yang sederhana ini, saya melihat peran Pegadaian jauh lebih besar daripada sekadar tempat transaksi. Melalui produk emas dan tabungannya, Pegadaian berkontribusi langsung pada peningkatan literasi keuangan masyarakat.
Bayangkan, di negara dengan penduduk lebih dari 270 juta jiwa, masih banyak orang yang belum terbiasa berinvestasi. Pegadaian hadir sebagai jembatan, memperkenalkan cara investasi yang aman, sederhana, dan terjangkau. Tidak perlu modal besar, tidak perlu pengetahuan rumit, cukup konsisten menabung, dan kita bisa memiliki aset berharga.