Mohon tunggu...
Alvien Nurvauzan
Alvien Nurvauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, this is alvien

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kerak Telor "M-Bun" Kuliner Kaki Lima Menggugah Selera

2 April 2024   17:08 Diperbarui: 2 April 2024   18:28 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Kerak Telor M-BUN", Alvien Nurvauzan

Bandung merupakan kota dengan beragam tempat pariwisata, selain itu Kota Bandung juga mempunyai beragam kuliner, seperti Cilok, Cilor, Seblak, bandros, Combro dan lain-lain. Bahkan makanan dari luar juga tersedia di Kota Bandung salah satunya adalah Kerak Telor. Kerak Telor adalah makanan yang berasal dari Kota Jakarta khususnya Betawi.

Kerak Telor diciptakan pada tahun 1920an, di Jakarta Pusat, khususnya daerah Menteng. Kerak Telor berbahan dasar beras ketan dan telur ini umumnya sering dijual atau disajikan saat acara-acara besar seperti salah satunya adalah acara Jakarta Fair. Umumnya, makanan ini diberi taburan kelapa kering (Serundeng) dan bawang goreng. Memiliki cita rasa yang gurih dengan aroma bawang dan kelapa kering membuat Kerak Telor menjadi menu favorit bagi sebagian orang.

Kerak Telor sering kali disebut sebagai dagangan Aesthetic karena mulai dari cara memasaknya, penataan telur, penempatan toples-toples bahan dan bumbu yang dihidangkan diatas gerobak, serta gerobak yang terbuat dari kayu  menjadikan ciri khas bagi pedagang Kerak Telor.

Di Kota Bandung, berada diseberang Mcdonalds Cisangkuy, tidak jauh dari Gedung Sate, terdapat penjual Kerak Telor yang cukup menarik perhatian, yaitu Kerak Telor "M-BUN" milik Pak Aep. Kerak Telor Pak Aep jika bulan puasa buka mulai pukul 17.00 hingga tengah malam. beliau menyediakan dua menu utama yaitu Kerak Telor telur ayam dan Kerak Telor telur bebek. Harga dimulai kisaran 25.000 sampai 30.000.

Dari cara memasakanya yang unik dengan membolak-balikkan wajan bergagang menjadi ciri khas tersendiri bagi kuliner satu ini. Jika diamati proses pembuatan Kerak Telor ini adalah Beras ketan yang dileburkan, setelah itu dituangkan telur, lalu diratakan, diberi bumbu atau penyedap rasa, lalu wajan bergagang dibolak-balik hingga permukaan dari Kerak Telor ini kering, setelah kering lalu disajikan, tidak lupa dengan taburan serundeng (kelapa kering) dan bawang goreng. Kerak Telor siap disantap.

Kerak Telor
Kerak Telor "M-BUN", Alvien Nurvauzan

Tidak semudah kelihatannya, proses pembuatan Kerak Telor tentu harus memiliki skill memasak tertentu untuk bisa mendapatkan hasil yang sempurna. Berbeda dengan Pak Aep yang justru beliau membuat Kerak Telor pertama kali adalah dengan cara otodidak. Profesi beliau awalnya hanya sebagai pedagang klontong di daerah Pusdai. Menjual minuman dan makanan ringan, Pak Aep pada dasarnya hanya mengamati temannya yang berjualan Kerak Telor. 

Hingga suatu ketika Pak Aep harus membuat Kerak Telor secara otodidak dari hasil mengamati temannya yang berprofesi sebagai pedagang Kerak Telor, karena memang pada saat itu temannya yang berjualan sedang tidak ada di tempat, Pak Aep dengan rasa percaya diri yang tinggi harus melayani pelanggan temannya untuk dibuatkan Kerak Telor, meski awalnya beliau cukup ragu takut gagal, tapi beliau nekat membuatkan Kerak Telor untuk pelanggan. Itu adalah kali pertama Pak Aep membuat Kerak Telor tanpa belajar, hanya mengamati dan hasil yang dibuat cukup membuat pelanggan puas.

Hingga akhirnya Pak Aep mencoba membuka usaha Kerak Telor sendiri, beliau merintis usaha Kerak Telor ini sudah beberapa tahun lalu, bertempat di Cisangkuy streetfood, persis disamping Mcdonalds. Jika hari biasa Pak Aep buka mulai siang hari hingga sore hari. Tempat berjualan beliau kadang berpindah-pindah, biasanya beliau berdagang disamping Mcdonalds dan di dekat pintu masuk Taman Lansia.

Bandung, Alvien Nurvauzan
Bandung, Alvien Nurvauzan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun