Mohon tunggu...
Nurul Zuhroh
Nurul Zuhroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya suka memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menormalisasikan Penggunaan Handphone Sejak Usia Dini

8 Mei 2024   09:51 Diperbarui: 8 Mei 2024   10:07 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nurul Zuhroh-Menormalisasikan penggunaan handphone sejak usia dini merupakan suatu fenomena yang semakin umum terjadi di masyarakat. Hal ini tentu menimbulkan pro dan kontra di kalangan orang tua, pendidik, serta ahli psikologi. Beberapa orang berpendapat bahwa penggunaan handphone sejak usia dini dapat memberikan manfaat seperti akses informasi yang lebih luas, meningkatkan kemampuan teknologi, dan memperluas jaringan sosial. Namun, di sisi lain, ada juga yang khawatir bahwa hal ini dapat berdampak negatif terhadap perkembangan anak, seperti menimbulkan ketergantungan, menurunkan kemampuan sosialisasi, atau bahkan membahayakan kesehatan fisik dan mental.

Menormalisasikan adalah proses atau tindakan untuk membuat sesuatu menjadi biasa atau umum. Dalam konteks sosial, menormalisasikan dapat merujuk pada upaya untuk mengubah pandangan atau tindakan yang sebelumnya dianggap tabu atau tidak pantas menjadi sesuatu yang diterima oleh masyarakat umum. Dalam beberapa kasus, menormalisasikan dapat berarti mengubah pandangan negatif menjadi sesuatu yang positif. Misalnya, dalam masyarakat yang memiliki stigma terhadap penyakit mental, upaya untuk menormalisasikan percakapan tentang kesehatan mental dapat membantu mengurangi stigma dan membuka pintu untuk lebih banyak orang yang membutuhkan bantuan. Di sisi lain, menormalisasikan juga dapat memiliki dampak negatif jika tidak dilakukan dengan bijaksana.

Sebagai individu dan anggota masyarakat, penting bagi kita untuk mempertimbangkan dampak dari proses menormalisasikan. Kita perlu bersikap kritis terhadap nilai-nilai dan norma-norma yang kita pilih untuk menormalisasikan, serta memastikan bahwa pandangan atau perilaku yang kita dukung merupakan sesuatu yang positif dan memajukan kesejahteraan bersama. Dengan demikian, menormalisasikan bukanlah sesuatu yang harus dilakukan secara sembarangan, tetapi merupakan tindakan yang membutuhkan pertimbangan dan tanggung jawab. Dengan membuat kesadaran tentang pentingnya sikap bijaksana dalam menormalisasikan, kita dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, empatik, dan berkelanjutan.

Dalam pandangan saya, menormalisasikan penggunaan handphone sejak usia dini sebaiknya dilakukan dengan bijaksana. Orang Tua perlu memperhatikan batasan waktu penggunaan, memantau konten yang diakses, serta memberikan pemahaman tentang etika dan tanggung jawab dalam menggunakan teknologi. Selain itu, pendidik juga dapat menjadikan penggunaan handphone sebagai sarana pembelajaran yang efektif, misalnya dengan memanfaatkan aplikasi pendidikan, video pembelajaran, atau media sosial yang positif. Dengan demikian, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan teknologi sejak dini tanpa meninggalkan nilai-nilai pendidikan dan sosial yang seharusnya diterapkan.

Namun, perlu diakui bahwa risiko penggunaan handphone sejak usia dini tetap ada. Oleh karena itu, peran orang tua dan pendidik sangat penting dalam mengawasi dan mengarahkan anak-anak agar dapat menggunakan handphone secara bertanggung jawab. Selain itu, perlu adanya kerjasama antara orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam memberikan edukasi mengenai dampak positif dan negatif penggunaan handphone sejak usia dini. Menormalisasikan penggunaan handphone sejak usia dini dapat memberikan manfaat yang besar jika dilakukan dengan cara yang tepat. Dengan demikian, anak-anak dapat mengembangkan kemampuan teknologi sejak dini sambil tetap menjaga keamanan dan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak dalam menghadapi era digital yang semakin berkembang pesat.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun