Mohon tunggu...
nurul wafiyah
nurul wafiyah Mohon Tunggu... Guru - pendidik, motivator dan pembelajar

saya adalah seorang guru matematika yang sedang dan terus berusaha mengambangkan diri untuk menigkatkan kualitas pembelajaran matematika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menuntun "Benih Unggul"

9 September 2022   17:44 Diperbarui: 9 September 2022   17:46 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tulisan ini berisi sebuah perjalanan yang tercerahkan sebagai seorang guru. Mengawali perjalanan dengan mengikuti seleksi Calan Guru penggerak dengan rasa "ala kadarnya". Sekedar mendaftar, sekedar melengkapi persyaratan, sekedar mengikuti setiap tahapan tes. Rasa sekedar yang didasari oleh paradigma bahwa mengajar itu adalah aktifitas "yang ngona ngono wae". Aktifitas rutin yang sudah dijalani hampir 26 tahun. Merasa sudah begitu ahli. Merasa sudah begitu mumpuni, apalagi sudah berlabel guru prestasi tingkat kabupaten. Sebuah predikat yang menunjukkan sebuah pengakuan sebagai guru yang baik. 

    Predikat tersebut tiba tiba meluntur hanya dengan membaca sebuah definisi pendidikan menurut tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara. Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.  Kata yang begitu menarik perhatian adalah kata "kodrat" yang dijabarkan sebagai modalitas  dasar yang dimiliki oleh anak anak yang dibawa sejak lahir maupun yang dibentuk oleh lingkungan. Bahwa mereka bukanlah kertas kosong yang akan diisi oleh orang dewasa seperti yang dikemukakan di teori tabularasa oleh John Locke. Teori pakem yang selama ini sering menjadi pembelajaran. Melupakan kodrat dasar yang telah dimiliki oleh seorang siswa. Pembelajaran yang hanya terjadi atas skenario menuntaskan materi pembelajaran yang berorientasi pada nilai bukan pada proses. 

   Pemahaman pendidikan sebagai penuntun untuk menguatkan kodrat anak memberikan penghargaan siswa sebagai pribadi yang unik yang harus dihormati oleh guru telah merubah pola pikir dan orientasi yang telah melekat selama ini. Merubah pembelajaran yang lebih berorientasi kepada siswa dengan memperhatikan bakat minat, gaya belajar, kecepatan belajar dan karakter karakter yang mendasar yang dimiliki oleh siswa.

    Guru menguatkan kodrat yang dimiliki siswa dengan menuntun pada perbaikan budi pekerti (cipta, rasa dan karsa). Melalui metode  pembelajaran yang bervariatif , menyenangkan dan membuka sumber belajar seluas luasnya serta  akan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pemahaman dan ketrampilannya secara mandiri.  Siswa tidak hanya menelan secara mentah mentah yang diberikan guru tapi mereka akan mengkontruksi pemahaman dengan menggali informasi, menghubungkan dengan referensi, dan menghubungkan dengan pengalaman mereka sehari hari

   Pembelajarandi kelas juga harus memperhatikan kodrat zaman siswa. Menghubungkan pembelajaran dengan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan nyata siswa. Perkembangan tehnologi yang pesat harus dihadirkan di kelas melalui media media yang digunakan. Kihajar Dewantara juga menyampaikan filosofi kelas 3 dinding yaitu pembelajaran yang di kelas yang hanya memiliki 3 dinding. Jika selama ini kita menggambarkan ruang kelas adalah sebuah ruang yang dibatasi 4 dinding yang di dalamnya terdapat guru, siswa dan buku.  Gambaran yang mengesankan kelas sebagai ruangan yang digin dan kaku. Filosofi kelas 3 dinding mengandung filsafat yang mendalam, dengan membiarkan dinding ke 4 terbuka, menggambarkan bahwa  menjadikan alam sekitar sebagai  sumber belajarnya dan menghapus batasan antara perkembangan di masyarakat dengan materi yang diberikan di kelas. Sehingga siswa akan tumbu menjadi pribadi yang dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat. 

 Guru dapat menghadirkan kejadian kejadian yang sedang trend di masyarakat ke dalam kelas agar siswa bisa mengambil hikmah hikmah yang terkadung di setiap kejadian itu sehingga mereka dapat menyikapinya dengan benar. Tentu saja tidak mudah merancang pembelajaran yang dapat menjawab perubahan, dibutuhkan kompetensi dan  keinginan yang kuat bagi guru untuk terus memperbaruhi pengetahuan dan ketrampilannya (reskill dan retooling). Menjadi bagian dari Program Guru Penggerak adalah bagian dari salah satu upaya untuk turut serta bertransfromasi dalam pendidikan di Indonesia untuk mencetak generasi unggul dan berbudi pekerti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun