Mohon tunggu...
Nurul Septiani Wulan Sari
Nurul Septiani Wulan Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Instagram : @nurulwlnsri

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Sampai Saat Ini Pneumonia Masih Menjadi Penyebab Utama Kematian Anak Usia di Bawah 5 tahun

8 Februari 2024   12:05 Diperbarui: 8 Februari 2024   19:16 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ameera.republika.co.id/

Pneumonia pada anak terjadi ketika paru-paru mengalami peradangan atau infeksi. Infeksi paru-paru ini disebabkan oleh virus atau bakteri yang membuat kantung udara di paru-paru terisi cairan dahak atau lendir. Kondisi inilah yang membuat bayi dan balita sulit bernapas dan menyebabkan mereka batuk.

Menurut S. Marni pada tahun 2014 dalam buku yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Gangguan Pernapasan, menyebutkan bahwa gejala yang sering terlihat pada anak yang menderita pneumonia adalah demam, batuk, kesulitan bernafas, terlihat adanya retraksi intercostal, nyeri dada, penurunan bunyi nafas, pernafasan cuping hidung, sianosis, batuk kering kemudian berlanjut ke batuk produktif dengan adanya ronkhi basah, frekuensi nafas lebih dari 50 kali per menit. 

Dari banyak kasus yang sudah ditemui, lingkungan yang banyak polusi, seperti asap rokok merupakan penyebab utama dari penyakit pneumonia. Bukan hanya karena asap rokok saja penyebabnya namun, beberapa diantaranya:

  • Bisa diakibatkan karena virus, bakteri ataupun jamur yang ada di udara;
  • daya tubuh yang rendah dipengaruhi status gizi kurang;
  •  anak-anak berada dalam kondisi tubuh yang buruk sehingga rentan terkena pneumonia;
  • Beberapa bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif;
  • Adanya kelemahan kekebalan tubuh;
  • Keganasan setiap kuman.

Setiap masalah pasti ada solusinya bukan? 

Dari beberapa pandangan dokter ahli penyakit dalam dan tenaga kesehatan lainnya menyimpulkan bahwa pneumonia bisa dicegah dengan pemberian vaksin HIB, dan vaksin influenza. 

Selain itu diikuti juga dengan pola hidup yang sehat, status gizi yang baik, imunisasi yang lengkap, dan gaya hidup yang sehat. Pengenalan dini tanda-tanda pneumonia perlu diketahui orang tua  dan itu sangat penting, agar ketika anak terkena pneumonia dapat teratasi dengan baik.

              Para orang tua juga mampu melakukan beberapa perawatan sederhana agar kondisi kesehatan anak dapat membaik, yaitu:

  • Memastikan waktu istirahat yang didapatkan anak sangatlah cukup
  • Kebutuhan cairan harus terpenuhi
  • Menjamin anak mendapatkan asupan makanan yang sehat dan bernutrisi
  • Mengawasi kegiatan anak baik itu di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
  • Pemberian ASI Eksklusif untuk perkembangan dan pertumbuhan balita,
  • Mengetahui tentang bagaimana merawat balita dengan cara yang benar
  • Esensialnya membuka jendela setiap pagi atau membuat ventilasi yang akan berguna dalam pertukaran udara.
  • Para orang tua juga perlu mengetahui status imunisasi anak
  • Mengunjungi puskesmas atau posyandu terdekat agar mendapatkan supplementasi vitamin A.

Mengapa pemberian vitamin A pada balita perlu digalakkan?

Menurut (Titik Indarwati et al., 2023) tidak terjangkaunya pemberian imunisasi dan  vitamin A menjadi salah satu faktor tingginya kasus pneumonia pada balita. Pneumonia terjadi ketika mekanisme pertahanan paru mengalami gangguan sehingga kuman patogen dapat mencapai saluran nafas bagian bawah. 

Dalam keadaan sehat tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme di paru, karena adanya mekanisme pertahanan paru. Kekurangan vitamin A akan menghambat fungsi sel-sel kelenjar yang mengeluarkan lendir. Sehingga menyebabkan membran mukosa tidak dapat mengeluarkan cairan lendir dengan baik dan rentan terhadap serangan bakteri sehingga menyebabkan pneumonia (Irma et al., 2018).  

Selain itu, para orang tua bisa memberikan tindakan fisioterapi dada dengan melakukan Teknik menepuk-nepuk dan Teknik vibrasi (menggetarkan) pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan dan ajarkan Teknik batuk efektif (Sisy Rizkia Putri, 2020) .

------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun