Mohon tunggu...
Nurul Eka Oktalisa
Nurul Eka Oktalisa Mohon Tunggu... master of communication

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Etika Komunikasi Public Relations

6 Mei 2025   10:40 Diperbarui: 6 Mei 2025   10:40 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Etika Public Relations

Etika bukan suatu hal yang asing, dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari etika. Setiap tindakan manusia dalam berinteraksi dengan manusia lain senantiasa berhubungan dengan prinsip perilaku yang baik maupun yang kurang baik. Dalam diri manusia tentunya pasti ada pertanyaan bagaimana perilaku yang benar dan mana yang salah. Begitu pula dalam beraktivitas, setiap kegiatan selalu mengandung aspek etika. Etika hadir sebagai pedoman yang menolong manusia dalam menjawab berbagai pertanyaan menyangkut kode perilaku baik khususnya dalam berkomunikasi. Dengan begitu manusia berinteraksi satu sama lain tanpa adanya salah paham dan tanpa setiap kali harus berbenturan karena masalah perilaku atau etika yang kurang baik.

Posisi etika komunikasi dengan publik relations dapat diibaratkan seperti alat navigasi (inertial reference system) dan yoke (perangkat yang digunakan untuk mengandalikan pergerakan pesawat) pada sebuah pesawat terbang. Pesawat terbang ini diasumsikan dapat berlayar kemana saja yang dikehendaki oleh pilotnya. Namun dalam kenyataannya tidaklah semudah itu, ketika terbang diketinggian pesawat tersebut akan menghadap badai, angin kencang, hujan, kabut, dan sebagainya. Agar pesawat tetap terbang kearah yang benar dan aman, maka dibutuhkan pedoman yang handal.

Disitulah fungsi alat navigasi dan yoke digunakan untuk memandu haluan menuju ke tempat tujuan. Jika terbang tanpa pedoman, pesawat bisa terbang ke sembarang arah, dan tidak mustahil menemui nasib yang kurang baik dan fatal. Layaknya pesawat yang terbang, dalam menjalankan aktivitasnya, seorang public relations membutuhkan pedoman agar tidak sampai tersesat dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, artikel ini akan mengulik tentang pengertian etika komunikasi, public relations, dan bagaimana kaitan antara etika komunikasi yang harus dimiliki oleh seorang publik relations dalam melaksanakan tugasnya?

Etika komunikasi dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi yang sesuai dengan standar nilai akhlak. Etika komunikasi juga dapat dideskripsikan bagaimana berkomunikasi sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku ditengah masyarakat atau golongan tertentu. Untuk mengukur kualitas etika komunikasi yang baik, dapat dilihat dari sejauh mana kualitas teknis berkomunikasi ini sesuai dengan nilai-nilai kebaikan yang berlaku. Dalam konteks komunikasi, maka etika yang berlaku harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku, baik menurut norma agama, tentu harus sesuai pula dengan norma agama yang dianut.

Etika komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan yang baik dan harmonis antar sesama manusia. Sebaliknya tanpa adanya pengetahuan etika komunikasi maka akan terjadi kesalahpahaman yang menimbulkan perselisihan dan pertengkaran yang dapat memecah belahkan kehidupan manusia. Didalam komunikasi terdapat komunikator dan komunikan yang harus saling menghargai satu sama lain, agar terjalinnya komunikasi yang efektif. Kefektifan sebuah komunikasi sangatlah ditentukan oleh sejauh mana komunikator maupun pihak komunikan memaknai dan memahami bahasa yang disampaikan pada saat perbincangan.

Setelah mengetahui makna etika, sebaiknya kita juga mengetahui makna dari public relations. Adapun public relations atau juga dikenal hubungan masyarakat (HUMAS) merupakan kegiatan yang pada dasarnya mengarahkan organisasi untuk memperoleh pengakuan publik. Lebih jauh public relations mengupayakan gerak langkahnya untuk membentuk opini publik yang menguntungkan organisasi sehingga citra positif akan diberikan publik kepada suatu organisasi. Untuk menunjang kegiatannya, public relations membutuhkan komunikasi agar mampu berinteraksi dengan publiknya dengan komunikasi dua arah. Public relations selalu membuka pintu feed back bagi publiknya sehingga publik bebas mengekspresikan apa yang diinginkan dan apa yang menjadi keluhannya. Respon publik akan ditindaklanjuti sehingga publik akan merasa puas atas apa yang dilakukan organisasi terhadap publiknya. Public relations juga senantiasa melakukan evaluasi sehingga pendapat publik dapat terkontrol dengan baik.

Dalam kegiatannya, public relations diharapkan dapat menjalin hubungan yang serasi dengan publiknya. Publik tidak sebatas melakukan perubahan sikap atau melakukan sesuatu yang sesuai dengan ekspetasi organisasi, tetapi publik mendapatkan kepuasan atas apa yang disampaikan organisasi. Apabila ekspetasi publik dapat terpenuhi, maka publik akan meneruskan sinyal postif tersebut kepada pihak lain. Dengan adanya komunikasi berantai yang positif tersebut, maka akan terbangun opini publik yang menguntungkan organisasi.

Terkait dengan pelaksanaan tugasnya, public relation harus memiliki etika terkait dengan profesi yang disandangnya dengan berlandaskan prinsip tanggungjawab, keadilan, otonomi dan integritas moral sebagaimana yang dijelaskan oleh (Keraf, 2010) yang melahirkan kemampuan tertentu berupa: (1) Kemampuan untuk kesadaran etis, yang merupakan landasan kesadaran yang utama, bagi individu profesional untuk lebih sensitif dalam memperhatikan kepentingan profesi bukan untuk subjektif, tetapi ditujukan untuk kepentingan yang lebih luas. (2) Kemampuan untuk berpikir secara etis dan mempertimbangkan tindakan profesi atau mengambil keputusan harus berdasarkan pertimbangan rasional, objektif, dan penuh dengan integritas pribadi serta tanggung jawab yang tinggi. (3) Kemampuan untuk berperilaku secara etis, yaitu memiliki perilaku, sikap, etika moral dan tata krama yang baik dalam bergaul atau berhubungan dengan pihak lain, termasuk memperhatikan hak-hak pihak lain dan dengan menghormati pendapat atau menghargai martabat orang lain. (4) Kemampuan untuk kepemimpinan yang etis yakni kemampuan atau memiliki jiwa untuk memimpin secara etis, diperlukan untuk mengayomi, membimbing dan membina pihak lain yang dipimpinnya, termasuk menghargai pendapat dan kritikan dari orang lain demi tercapainya tujuan dan kepentingan bersama.

Kemudian G. Sachs dalam bukunya "The Extent and intention of Public Relations and Information Activities" terdapat tiga konsep penting dalam etika public relations sebagai berikut: (1) Citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap kita terhadap kiat yang mempunyai kelompok-kelompok dalam kepentingan yang saling berbeda (the image, the knowledge us and attitudes toward us the our different interest groups have). (2) Penampilan merupakan pengetahuan mengenai suatu sikap terhadap yang kita inginkan untuk dimiliki kelompok kepentingan kita beragam (the profile, the knowledge about an attitude toward, we want out various interest group to have). Dan (3) Etika merupakan cabang dari ilmu filsafat moral atau pemikiran filosofis tentang moralitas, biasanya selalu berkaitan dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan (the ethics is branch of philosophy, it is a moral philosophy or philosophical thinking about morality. Often used as equivalent to right or good).

Dalam perspektif internasional, terdapat IPRA Code of Conduct yang merupakan kode etik organisasi public relation international. Ikhtisar dari IPRA Code of Conduct tersebut adalah: (1) Integritas pribadi dan profesional (standar moral yang tinggi), reputasi yang sehat, ketaatan pada konstitusi dan kode IPRA. (2) Perilaku terhadap klien dan karyawan: perlakuan yang adil terhadap klien dan karyawan; tidak mewakili kepentingan yang berselisih saing tanpa persetujuan; menjaga kepercayaan klien dan karyawan; tidak menerima fee; dan menjaga kompensasi yang tergantung pada pencapaian suatu hasil tertentu. (3) Perilaku terhadap publik dan media: memperhatikan kepentingan umum dan harga diri individu; tidak merusak integritas media komunikasi; tidak menyebarkan secara sengaja informasi yang palsu atau menyesatkan; memberikan gambaran yang dapat dipercaya mengenai organisasi yang dilayani; tidak menciptakan atau menggunakan pengorganisasian palsu untuk melayani kepentingan khusus atau kepentingan pribadi yang tidak terbuka. (4) Perilaku terhadap teman sejawat: tidak melukai secara sengaja reputasi profesional atau praktek anggota lain; tidak berupaya mengganti anggota lain dengan karyawannya atau kliennya; dan bekerjasama dengan anggota lain dalam menjunjung tinggi dan melaksanakan kode etik ini.

Diharapkan dengan mengimplementasikan IPRA Code of Conduct akan terbentuk sikap etis dari personal public relation yang akan berdampak positif pada personifikasi sebagai panutan (role model) maupun citra perusahaan di public (Putri, 2017). Setiap penyandang profesi tertentu harus dan bahkan mutlak mempunyai kode etik sebagai acuan bagi perilaku dalam pelaksanaan peran dan fungsi profesinya masing-masing, termasuk juga seorang public relations. Etika erat kaitannya dengan kode etik yang memiliki sifat mengikat, baik secara normatif maupun sebagai tanggung jawab dan kewajiban moral bagi para anggota profesi bersangkutan dalam menjalankan aktivitas kehidupannya di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun