Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Ordinary Citizen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Minimnya Perhatian Orang Tua kepada Anak

12 Juli 2009   05:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:57 3748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Semalam (11/7) sekitar jam 20.00, ketika saya berkunjung ke rumah seorang teman, saya langsung dikejutkan dengan tangisan histeris adik teman saya yang baru pulang bermain. Adik teman saya  itu menangis karena ia pulang bermain diantar oleh seorang pegawai Indomaret (swalayan) dan seorang satpam setempat. Terkaget-kaget saya dibuat pegawai tersebut karena ia mengatakan bahwa adik teman saya itu mengambil/mencuri barang-barang di Indomaret yang disimpan di dalam bajunya, adik itu mengambil dua buah tempat pensil dan dengan seketika sang ayah yang mendengar perilaku anaknya itu yang sangat tak terpuji langsung berteriak marah dan membabi buta. adik itu pun menangis tambah histeris dan mengundang para tetangga berdatangan ke rumah teman saya itu. Karena saya sering berkunjung kerumah teman saya itu, maka saya dengan cepat mengambil kesimpulan bahwa kelakukan si adik itu bukan semata kesalahannya, ini juga menjadi kesalahan orang tuanya yang selalu memanjakan dan kurangnya perhatian karena sibuk dengan pekerjaan. Kejadian diatas merupakan gambaran seorang anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya, saat ini banyak sekali kasus-kasus yang menggambarkan kenakalan anak-anak karena kelalaian orang tua yang kurang memperhatikan anaknya dan kurangnya pendidikan  informal bagi sang anak. Seperti, seorang anak yang menelan "gembok", terjepit eskalator mall, jatuh dari lantai mall, mencuri karena ikut-ikutan, menonton film porno, melakukan hubungan seks pra nikah, dan lain sebagainya. [caption id="attachment_752" align="aligncenter" width="400" caption="Photo by: Fikria Hidayat (Kompas)"][/caption] sibuknya orang tua karena urusan bisnis dan pekerjaan serta tidak adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak membuat seorang anak akan menjadi tak terkontrol dan bertindak tanpa ada koridor kemahfuman perilaku anak. Selain itu, anak dapat bertindak sesuka hati karena orang tua ada yangs sering memanjakan anak dengan materi yang diberikan, selain membuat anak menjadi bodoh, anak pun menjadi boros dan tidak menghargai materi, sebagai mana orang tuanya yang mencari materi dengan susah payah serta kurangnya komunikasi yang sehat antara anak dan orang tua juga menyebabkan hal-hal diatas kerap terjadi. [caption id="attachment_750" align="alignleft" width="400" caption="Photo by: Kristianto Purnomo (kompas)"][/caption] Moral anak-anak Indonesia sekarang sudah sangat memperihatinkan, budaya membaca dan sopan santun sudah hilang dimakan perkembangan zaman  di era moderen seperti sekarang. Pemerintah sebagai pengurus negeri ini seharusnya lebih memperhatikan nasib masa depan anak bangsa ini yang sudah terbilang suram, entah itu melalui pendidikan yang bermutu atau dengan kebijakan lainnya yang dapat mengembalikan identitas anak bangsa. Selain itu orang tua selaku pengawas dan pendidik di lingkungan rumah, sangat wajib untuk memberikan pengawasan dan pendidikan yang layak serta memberikan kasih sayangnya dengan porsi lebih besar ketimbang memikirkan masalah pekerjaan dan bisnis semata serta membukan komunikasi yang sehat dengan anak sehingga anak tak akan ragu menceritakan masalah yang sedang dialaminya dan bertanya langsung kepada orang tua tentang apa-apa yang mereka belum ketahui. Semua ini dilakukan untuk memperbaiki moral dan pendidikan anak serta perilakunya agar tak ada lagi kejadian-kejadian seperti diatas. NuruL

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun