Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Ordinary Citizen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswa UKI dan YAI Kirim ke Ambalat, Sepakat ?

4 Juni 2009   23:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:05 2736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_392" align="alignleft" width="298" caption="Photo By: Persda/Bian Harnansa"][/caption] Lagi-lagi tawuran terjadi antar mahasiswa di Jakarta, siapa lagi kalau bukan tawuran antara mahasiswa UKI dan YAI yang sudah menjadi budaya mereka. Padahal Pemkot Jakarta sudah turun tangan, Polisi pun rasanya sudah bosan menjadi pelerai mereka, pihak Universitas UKI juga sudah berusaha keras agar tak lagi terjadi tawuran dengan memindahkan memindahkan semua mahasiswa strata satu dari kampus di Salemba, Jakarta Pusat ke Cawang, Jakarta Timur. Namun itu semua sia-sia, baru saja semalam (4/5/09), tawuran antara mahasiswa UKI dan YAI terulang, bahkan sampai salah satu gedung kampus terbakar serta Jl. Diponegoro pun sempat ditutup karena ada "perang" besar. yang lebih memalukan adalah jatuhnya 11 orang menjadi korban.  8 mahasiswa UKI dan 1 warga dirawat di RSCM serta 2 mahasiswa YAI dirawat di St Carolus. (sumber) Sungguh muak rasanya bagi kita melihat para penuntut ilmu ini saling bermusuhan. Dari dulu hingga sekarang tidak ada yang namanya perdamaian, bagaikan konflik antara Palestina dan Israel nampaknya. Tindakan mereka sangat tidak mencerminkan identitas manusia berpendidikan. Sekolah sampai perguruan tinggi ternyata hanya mendapat militerisme kampungan, walaupun tidak semua dari mahasiswa kedua perguruan tinggi ini memiliki sifat dan sikap anarkis, sebagian mahasiswa masih banyak yang peduli dengan tujuan mereka memasuki perguruan tinggi dan banyak mahasiswa yang tak peduli seakan tidak pernah ada apa-apa. Tetapi bagi mereka yang menjadi subyek tawuran ini, merupakan mahasiwa yang belum sadar akan makna pendidikan. hal ini pula merupakan suatu degradasi pendidikan Indonesia. Sungguh disayangkan memang atas apa-apa yang sudah dilakukan mahasiswa pelaku anarkisme ini, bangsa ini sudah terlalu sempit untuk menampung orang-orang yang punya pemikiran seperti ini, di pemerintahan saja sudah banyak, ditambah lagi sekarang dilingkungan pendidikan. Sisi intelektual mereka masih terkubur dalam-dalam dan rasanya hanya kemauan dan kesadaran diri sendiri lah yang dapat menggali itu semua. Mirisnya lagi ditengah- tengah krisis moral yang melanda bangsa ini, keberadaan mereka ini hanya akan memperburuk keadaan bangsa ini kedepannya karena mahasiswa dan para pelajar merupakan bibit penerus bangsa ini. Justru ditengah-tengah hingar-bingar konfrontasi antara Indoneisa dan Malaysia sedang memanas karena permasalahan perbatasan pada blok Ambalat, masyarakat, khususnya mahasiswa seakan tak mau peduli dan menyerahkan ini semua kepada pemerintah, bukankah kita sebagai warga negara mempunyai hak untuk mengawasi setiap tindak tanduk pemerintah?. Mereka acuh tak acuh akan masalah yang dapat merenggut kedaulatan dan harga diri bangsa ini sebagai bangsa yang paling besar dikawasan Asia Tenggara. Ini semua disebabkan karena pembelajaran moral yang didapat pada saat duduk dibangku sekolah dan perguruan tinggi tidak lagi menjadi prioritas utama dan ini bukti dari krisis dalam sektor pendidikan bangsa kita. Sempat terlintas suatu ide, bagaimana kalau mahasiswa UKI dan YAI yang tawuran itu dijadikan komponen cadangan TNI yang akan dikirimkan ke Ambalat untuk mempertahankan kedaulatan dan martabat bangsa ini. Walaupun mereka gugur, itu akan dikenang dan menjadi tauladan para anak-anak bangsa karena berjuang demi bangsa dan negara serta dengan itu, secara otomatis akan menimbulkan rasa nasionalime mereka akan kecintaan mereka terhadap bangsa ini. Salam perdamaian. Nurulloh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun