Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Ordinary Citizen

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Alangkah Lucunya (Negeri Ini)

18 April 2010   07:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:44 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Muluk, sarjana Manajemen yang tak kenal lelah, mencari pekerjaan untuk dirinya. Teriknya matahari dan hiruk pikuknya kota Jakarta, bukan halangan buatnya untuk tetap mencari kerja. Jalan ke sana- sini, dari daerah elit sampai daerah kumuh di kota Jakarta ia jelajahi. Berhari-hari ia melangkah, tak kunjung juga mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya yang ia kenyam di perguruan tinggi. Tinggal di sebuah kampung yang padat penduduk menjadi ciri khas tersendiri untuk menggambarkan masyarakat Jakarta. Orang tua muluk, pak Makbul, adalah orang tua yang religius dan selalu berharap banyak kepada anaknya agar menjadi "orang". Sampai suatu hari, ketika Muluk berada di sebuah pasar loak, ia melihat seorang anak jalanan sedang beraksi, yakni mencopet orang-orang yang berseliweran di pasar itu. Muluk pun mengikuti gerak-gerik anak itu dan berhasil memergokinya. Muluk berusaha menasehati dan berharap anak itu sadar akan perbuatannya yang terlarang, karena mengambil hak orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu. Pencopet yang diikuti dan dipergoki Muluk itu adalah seorang anak yang terpinggirkan masyarakat dan tidak mendapatkan akses pendidikan dan kehidupan yang layak, seperti anak-anak lainnya yang masih sering dimanjakan oleh orang tuanya. Hari demi hari Muluk menjelajahi Jakarta untuk mencari kerja namun tetap tak kunjung berhasil, sampai suatu ketika ia bertemu anak yang mencopet beberapa hari yang lalu di sebuah warung nasi. Anak itu sedang menyantap makanan yang disediakan penjual warung nasi tersebut. Muluk di situ juga hendak makan, sehabis berjalan seharian mencari kerja. Anak itu menawarkan kepada Muluk berbagai macam makanan dan sontak, anak itu menawarkan akan membayar semua makanan yang Muluk pesan. Mulai dari situ, Muluk kenal dekat dengan anak ini yang tak lain adalah pencopet di Jakarta. Muluk diajak kesuatu tempat, dimana anak-anak jalanan tinggal dan dari situ juga muluk dikenalkan dengan seorang bos pencopet, bang Jarot. Kaget bukan kepalang Muluk ketika tau dan melihat bahwa banyak anak-anak kecil yang kerjaannya mencopet bahkan mereka seperti telah terorganisir. Bahkan lucunya, dari sekitar belasan anak yang menjadi copet itu, memiliki job location sendiri-sendiri. Kelompok satu bertugas mencopet di daerah pasar, kelompok dua beraksi di Mall dan kelompok tiga beraksi di angkutan umum dengan memakai seragam sekolah sebagai penyamaran. [caption id="attachment_121044" align="alignright" width="300" caption="Dedy Mizwar, Slamet Rahardjo dan Jaja Mihardja, berakting dalam film Alangkah Lucunya (Negeri Ini)/citrasinema.com"][/caption] Muluk, terlanjur berkecimpung dalam organisasi pencopet itu dan akhirnya ia menjadi konsultan keuangan copet yang masih anak-anak itu, dengan kemampuannya sebagai sarjana managemen. Alhasil, Muluk dapat mengumpulkan uang hasil copet tersebut yang dipotong sepuluh persen dari tiap anak yang mencopet untuk membuka usaha baru bagi anak-anak itu agar tak mencopet lagi yaitu berdagang asongan. Muluk juga menggandeng Pipit, seorang pengangguran yang kerjaannya hanya mengikuti kuis di televisi, untuk mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak tadi dan Syamsul seorang sarjana pendidikan yang menganggur sekian lama dan waktunya hanya dihabiskan dengan bermain gaplek di pos kampung, tempat Muluk, Pipit dan Syamsul tinggal, untuk mengajarkan membaca dan menulis, dikarenakan anak-anak tadi buta huruf dan tidak bisa menulis. Namun, pekerjaan yang dilakukan Muluk, Pipit dan Syamsul tidak mendapat restu dari orang tua mereka---kecuali Syamsul. Orang tua pipit, Haji Rahmat dan pak Makbul, sedih ketika tahu bahwa anaknya mendapatkan uang dari pekerjaan haram dan ini menjadi pilihan yang dilematis bagi Pipit dan Muluk, karena harus memilih antara pekerjaan yang halal atau memberdayakan para pencopet itu untuk menjadi manusia yang berkualitas.

***

Cerita di atas bukan cerita nyata, tapi hanya sebuah film yang digarap oleh aktor senior Dedy Mizwar dan diproduksi oleh Citra Sinema yang berjudul "Alangkah Lucunya (Negeri Ini)". Ini adalah sebuah film yang sarat dengan sindiran sosial dan politik. Dari Koruptor hingga nasib anak-anak jalanan, dikupas semua di sini. Para pemain film ini pun sudah tidak asing lagi, kebanyakan dari mereka adalah aktor senior. Sedangkan para pencopet dalam film ini merupakan anak-anak jalanan asli yang berhasil dirangkul oleh Dedy Mizwar sendiri. Para pemainnya antara lain, yaitu Dedy Mizwar, berperan sebagai pak Makbul/bapaknya Muluk, Slamet Rahardjo (Haji rahmat/bapaknya Pipit), Tika Brivani (Pipit), Tio Pakusadewo (Bang Jarot/bos Copet), Reza Rahadian (Muluk), Jaja Mihardja (Haji Sarbini/calon mertua Muluk) , Asrul Dahlan (Syamsul) dan Komedian Edwin (Jupri). Dalam film ini menceritakan realitas kehidupan sosial dan politik di Indonesia terutama di kota-kota besar. Berbagai sindiran pun diluncurkan dalam film yang menghabiskan 9 tahun bagi Dedy Mizwar dalam menggarapnya. Backsound dalam film ini pun sangat menyentuh dan match dengan adegan, hingga dapat membuat penontonnya meneteskan air mata dan timbul rasa nasionalisme yang sangat. Isu-isu seputar korupsi, seperti kasus cicak dan buaya serta gurita (Cikeas), ikut mewarnai film ini yang diolah menjadi kata-kata. Aksi-aksi kocak dalam film ini tetap tak terlupakan, adegan dan ucapan polos anak-anak jalanan dapat membuat penonton tertawa dan seakan hinggap dalam kehidupan mereka. Di tengah gembar-gembornya pembangunan dan pencitraan pemeritnah ternyata dapat luluh lantah setelah kita menonton film ini, karena film ini adalah realita sosial dan politik sesungguhnya di bangsa yang besar, Indonesia. Tak ada yang ditutup-tutupi dalam film ini dalam menggambarkan Indonesia seutuhnya. Film ini merupakan film mengenai anak bangsa yang wajib ditonton setelah Laskar Pelangi, sang Pemimpi dan lainnya. Satu lagi, Film ini merupakan kritik yang elegan buat pihak-pihak yang merasa dan bertanggung jawab akan nasib orang-orang yang termarjinalkan ! Berikut rincian data Film ini: [caption id="attachment_121036" align="alignleft" width="210" caption="Poster Film "Alangkah Lucunya (Negeri Ini)"/facebook "Alangkah Lucunya (Negeri Ini)""][/caption] Judul Film: Alangkah Lucunya (Negeri Ini) Produser Eksekutif: Giselawati Wiranegara Produser: Zairin Zain Sutradara: Deddy Mizwar Sutradara Pendamping (co-director): Aria Kusumadewa Director of Photography: Yudi Datau Penulis Skenario: Musfar Yasin Pemeran: Reza Rahadian, Tika Bravani, Asrul Dahlan, Deddy Mizwar, Slamet Raharjo, Jaja Miharja, Tio Pakusadewo, Rina Hassim. Produksi: Citra Sinema, 2010 Tayang Premiere: 15 April 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun