Pernahkah kita masuk ke ruang kelas yang catnya mulai pudar, kipasnya tak berfungsi, dan kursinya goyah saat diduduki? Hal-hal kecil seperti itu sebenarnya bisa memengaruhi semangat belajar siswa. Dari situ saya belajar, bahwa manajemen sarana dan prasarana bukan sekadar urusan benda, tapi tentang bagaimana lingkungan belajar bisa mendukung proses pendidikan dengan baik.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya adalah upaya mengelola semua fasilitas agar kegiatan belajar mengajar berjalan lancar, efektif, dan efisien. Ini mencakup tahap perencanaan, pengadaan, penggunaan, hingga pemeliharaan. Ginanjar dkk. (2023) menyebut bahwa pengelolaan yang baik membantu sekolah memanfaatkan sumber daya fisik secara optimal agar kegiatan belajar bisa lebih produktif (Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2023).
Sekolah yang rapi dan fasilitasnya terurus biasanya punya ritme belajar yang lebih hidup. Guru jadi lebih fokus mengajar, siswa pun merasa nyaman untuk belajar. Sebuah penelitian di SMA Al-Minhaj Bogor misalnya, menunjukkan bahwa pengawasan dan perawatan fasilitas secara rutin mampu meningkatkan kenyamanan belajar dan mendukung efektivitas guru dalam mengajar (Ginanjar dkk., 2023). Hal serupa disampaikan Fajarani dkk. (2021), bahwa perencanaan sarana pendidikan yang matang berdampak langsung terhadap motivasi belajar siswa (Jurnal Pendidikan Indonesia, 2021).
Namun kenyataannya, di lapangan tidak semua sekolah punya kemampuan dan sistem yang baik dalam mengelola sarana. Banyak sekolah menghadapi kendala seperti dana terbatas, fasilitas rusak yang tak segera diperbaiki, atau belum ada jadwal perawatan yang jelas. Saya pernah melihat sendiri bagaimana laboratorium yang dulu jadi kebanggaan sekolah kini hanya jadi ruang penyimpanan barang tak terpakai. Padahal, penelitian Ikramullah dkk. (2023) membuktikan bahwa pencatatan aset dan perawatan rutin dapat memperpanjang umur fasilitas serta menghemat biaya jangka panjang (Mitra PGMI: Jurnal Kependidikan MI, 2023).
Kunci dari semua itu sebenarnya ada pada rasa tanggung jawab bersama. Kepala sekolah mungkin menjadi penanggung jawab utama, tapi semua warga sekolah punya peran. Guru, siswa, bahkan petugas kebersihan semuanya ikut menjaga agar fasilitas tetap berfungsi dengan baik. Saya pribadi percaya, kalau seluruh elemen sekolah merasa memiliki, maka perawatan bukan lagi beban, tapi jadi bagian dari budaya.
Transparansi juga penting dalam pengelolaan fasilitas. Penggunaan dana untuk sarana prasarana sering kali menjadi isu sensitif. Di sinilah pentingnya laporan terbuka agar masyarakat percaya bahwa dana pendidikan benar-benar digunakan untuk kepentingan bersama. Penelitian Zulvian Iskandar dkk. (2023) menunjukkan bahwa manajemen sarana yang transparan mendorong partisipasi publik dan berkontribusi nyata pada peningkatan mutu pendidikan (Jurnal Tahsinia, 2023).
Dari semua hal itu, Â manajemen sarana dan prasarana bukan hanya urusan administrasi sekolah, tapi juga cerminan cara kita menghargai proses belajar itu sendiri. Gedung megah tak akan berarti jika tidak dirawat dengan kasih dan tanggung jawab. Sebaliknya, ruang kelas sederhana bisa jadi tempat belajar yang hangat bila dikelola dengan niat dan perhatian. Menurut saya, di situlah makna sejati manajemen pendidikan, menjaga agar setiap fasilitas menjadi bagian dari perjalanan tumbuhnya ilmu dan karakter.
SIMPULAN
Manajemen sarana dan prasarana sejatinya bukan hanya tentang mengatur benda mati, tapi menghidupkan nilai-nilai pendidikan melalui ruang dan fasilitas yang bermakna. Setiap kursi, papan tulis, hingga halaman sekolah yang tertata baik, adalah bentuk perhatian pada masa depan peserta didik. Menurut saya, pendidikan akan terasa hampa jika ruang belajarnya tidak mendukung semangat belajar. Karena pada akhirnya, tempat belajar yang dirawat dengan hati akan menumbuhkan generasi yang juga belajar dengan hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI