Mohon tunggu...
Nurul Izzatul Qurani
Nurul Izzatul Qurani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah JAkarta

Hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Era Post Truth pada Tingkah Laku Manusia Menurut Islam

13 Desember 2022   15:15 Diperbarui: 13 Desember 2022   15:44 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengaruh Era Post Truth Pada Tingkah Laku Manusia Menurut Islam

Karya: Nurul Izzatul Qur'ani

Era post-truth mematikan akal penerus bangsa

Dewasa ini, kita banyak mendengar mengenai istilah era post-truth. Era post-truth merupakan era dimana kebohongan dapat menyamar menjadi sebuah kebenaran. Banyak dari pemuda harapan bangsa yang sudah tidak lagi menggunakan Al-Qur'an dan hadis sebagai pedoman hidup dan sumber hukum dalam kehidupan mereka. Mereka tidak mampu  mengalahkan ego dan hawa nafsu diri mereka sendiri. Oleh karena itu, setiap hal yang mereka lakukan, menurut mereka adalah hal yang benar dan dianggap wajar.

Pada era modern ini banyak sekali manusia yang menyimpang dari ajaran agama islam, dapat kita lihat banyak dari mereka yang secara terang-terangan menyebarkan aib mereka ke khalayak ramai. Dalam sebuah kitab yang berjudul at-Taubat Ilallah wa Muakaffirat adz-Dzunub karya Imam al-Ghazali dijelaskan bahwa salah satu yang menyebabkan dosa kecil berubah menjadi dosa besar adalah secara terang-terangan menceritakan aibnya kepada orang lain, sebagaimana sabda Rasul mengenai hal ini

"Dari Salim bin Abdullah, ia berkata, aku mendengar Abu Hurairah r.a bercerita bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda "setiap umatku dimaafkan kecuali mujahirin (orang yang terang-terangan dalam bermaksiat), yaitu seseorang yang telah berbuat dosa di malam hari lantas di pagi harinya ia berkata bahwa ia telah berbuat dosa ini dan itu, padahal Allah telah menutupi dosanya. Pada malam harinya, Allah telah menutupi aibnya, namun di pagi harinya ia membuka sendiri aib yang telah Allah tutupi." (Muttafaq 'Alaih)

Salah satu contoh post-truth di masa sekarang adalah kembali maraknya kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender). Kaum ini muncul pertama kali dalam sejarah Islam pada masa Nabi Luth, pada zaman itu disebut kaum Sodom. Allah menurunkan azabnya yang sangat pedih kepada kaum nabi Luth yang durhaka dengan cara menghujani mereka dengan bebatuan yang berasal dari neraka dan Allah menjungkir balikkan kota tempat tinggal kaum tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya Qur'an surat Hud  ayat 82


Artinya: "Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi" (QS.Hud [11]:82)

Kasus LGBT di Indonesia sudah ada sejak tahun 1960an dan mulai berkembang pada tahun 80an, 90an dan meledak para era milenial hingga sekarang. Kembali maraknya kasus LGBT di Indonesia yaitu pada saat salah satu content creator tiktok yang bernama Ragil Mahardika yang berasal dari Medan dan bekerja di Jerman mengunggah video mesranya dengan pasangan sesama jenisnya yang dimana ia merupakan pria asal Jerman yang bernama Frederick Vollert. 

Bermula dari viralnya sosok ragil yang mengakui dirinya sebagai seorang gay mulai banyak pasangan LGBT lain yang dengan bangga ikut memposting kemesraan mereka sebagai salah satu bagian dari kaum LGBT. Tidak sedikit netizen beranggapan baik mengenai hal ini, menurut beberapa netizen menjadi seorang LGBT merupakan sebuah pilihan hidup bagi kaum tersebut, padahal dalam Islam siapapun yang melenceng dari agama Allah harus diperangi. Dalam Islam kasus LGBT merupakan perbuatan yang sangat dibenci Allah, sebagaimana Allah jelaskan dalam Al-Qur'an surat al-A'raf ayat 81 yang berbunyi


Artinya: "Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas."  (QS. Al-A'raf [7]:81)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun