Mohon tunggu...
Nurul Iswahyuningsih
Nurul Iswahyuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi | UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

🖋️✨ write, create, inspire!! ur words matter

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Sebuah Gerobag, Segudang Cerita : Kang Asep dan Siomay Favorit Warga Sleman

6 Juni 2025   21:14 Diperbarui: 6 Juni 2025   21:24 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pengunjung yang Sedang Mengantri Batagor dan Siomay Kang Asep (Sumber Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu)

Wawancara Dengan Kang Asep (Sumber : Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu)
Wawancara Dengan Kang Asep (Sumber : Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu)
Foto Bersama Kang Asep, Penjual Batagor dan Siomay (Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu)
Foto Bersama Kang Asep, Penjual Batagor dan Siomay (Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu)

Di jalan Pangukan, Tridadi, Sleman, Yogyakarta, setiap sore akan tampak gerobak sederhana yang dikelilingi pelanggan setia. Di balik gerobak itu, berdiri seorang pria paruh baya dengan senyum ramah, kemeja rapi, sepatu bersih, dan jam tangan di pergelangan. Ia adalah Kang Asep, penjual batagor dan siomay yang sudah menjalani usaha kecilnya selama lebih dari 20 tahun.

Usahanya mungkin tampak biasa saja di mata orang yang lewat, namun jika ditelusuri lebih dalam, perjuangan dan nilai-nilai hidup yang ia tanamkan dalam setiap porsi dagangannya adalah sesuatu yang luar biasa.

Awal Merintis: Dari Keliling ke Lokasi Tetap

Kang Asep memulai usahanya pada tahun 2004. Saat itu, ia belum memiliki tempat berjualan tetap. Setiap hari ia mendorong gerobaknya dari satu lingkungan ke lingkungan lain di sekitar daerah belakang TVRI Yogyakarta. Tidak ada jaminan pelanggan akan datang, tidak ada fasilitas seperti aplikasi pemesanan online. Semua bergantung pada seberapa keras ia melangkah dan seberapa enak rasa makanannya.

Selama 17 tahun lamanya ia menjalani hidup sebagai pedagang keliling. Baru dalam beberapa tahun terakhir, ia menetap dan mulai berjualan di satu titik, tepatnya di Jalan Pangukan, Tridadi, Sleman. Keputusan untuk mangkal di satu lokasi ternyata cukup memberi dampak positif. Ia mulai memiliki pelanggan tetap dan bisa membangun relasi yang lebih akrab dengan warga sekitar.

"Awalnya memang capek harus keliling terus. Tapi karena belum punya tempat tetap, ya dijalani saja. Sekarang alhamdulillah bisa mangkal, jadi lebih stabil," ujarnya.

Modal Terbatas, Keyakinan Tak Terbatas

Usaha Kang Asep tergolong usaha mikro, bahkan ultra mikro. Ia memulainya dengan modal yang kecil. Tanpa dukungan investor, tanpa bantuan promosi besar-besaran, hanya mengandalkan bahan baku seadanya dan rasa percaya diri akan resep yang ia racik sendiri.

"Modal saya waktu itu nggak banyak. Tapi justru karena itu, saya jadi lebih hati-hati. Kalau rugi pun nggak besar, dan kalau untung, ya tetap patut disyukuri," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun