Mohon tunggu...
Nurul Iswahyuningsih
Nurul Iswahyuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi | UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

🖋️✨ write, create, inspire!! ur words matter

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dedikasi Guru Ngaji Desa yang Mengabdi Sepenuh Hati dengan Penuh Cinta, Bukan Gaji

23 April 2025   21:18 Diperbarui: 19 Mei 2025   16:18 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Wajah Seorang Guru Ngaji yang Mengajar Tanpa Pamrih (Sumber Dokumentasi Nurul)

Potret Bersama Guru Ngaji yang Luar Biasa (Sumber Dokumentasi Pribadi Nurul)
Potret Bersama Guru Ngaji yang Luar Biasa (Sumber Dokumentasi Pribadi Nurul)

Di salah satu desa kecil di Karang, Sleman, Yogyakarta, terdapat sosok luar biasa bernama Bu Elis. Seorang ibu rumah tangga yang tak hanya mengurusi keluarga, tetapi juga menjadi guru ngaji bagi anak-anak desa. Di usianya yang kini menginjak 53 tahun, semangatnya dalam mendidik generasi muda tak pernah luntur. Bu Elis bukan sekedar pengajar, tapi juga pejuang dakwah yang konsisten di jalan ilmu, meski tanpa imbalan yang sepadan.

Sebelum menetap di Yogyakarta, Bu Elis pernah menjadi guru di sebuah madrasah di Jakarta Timur. Ia mengajar di Madrasah Diniyah Awaliyah An-Nur sejak tahun 1993. Saat itu, ia membimbing sekitar 30 murid selama dua tahun. Selain menjadi guru madrasah, beliau juga diberi amanah untuk mengajar Taman Pendidikan Al-Qur'an An-Nur (TPA) yang baru saja didirikan. Metode pembelajaran yang digunakan Bu Elis adalah metode Iqro', yang dinilai sangat efektif dalam mempercepat proses belajar membaca Al-Qur'an.

Kegiatan belajar mengajar di TPA dilakukan setiap pagi hari dari pukul 07.00-09.00 WIB pagi dan dilanjutkan lagi pada sore hari pukul 14.00-16.00 WIB. Meskipun waktu belajar cukup padat, anak-anak yang diajar oleh Bu Elis dapat membaca dan menulis Al-Qur'an dengan baik. Hal ini menjadi bekal yang cukup bagi mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah dasar. Anak-anak bisa membaca dengan lancar karena dibimbing langsung oleh Bu Elis.

Namun, dibalik dedikasi semua itu, honor yang diterima Bu Elis sangat minim. Ia hanya mendapatkan Rp.30.000 per bulan. Sebuah angka yang jelas tidak sebanding dengan kerja keras dan pengorbanan beliau. Meskipun begitu, hal itu tidak pernah menjadi alasan bagi Bu Elis untuk mengeluh dan berhenti mengajar. Ia justru menegaskan bahwa tujuan mengajarnya bukanlah untuk mencari uang, melaikan untuk mencetak generasi Qur'ani.

 "Walaupun di bayar hanya Rp.30.000, bahkan tidak sepeserpun, itu tidak menjadi hambatan bagi saya dalam mengajar. Karena tujuan saya adalah mencetak generasi penerus yang bisa membaca Al-Qur'an. Itu saja sudah menjadi kepuasan batin dan kebanggaan tersendiri bagi saya," ucap Bu Elis sambil terseyum.

Tak berhenti sampai situ, sepulang dari mengajar di madrasah, Bu Elis tetap mengajar ngaji di rumah pribadinya setiap sore pukul 16.30-17.30. Ia mengajar tanpa kenal lelah.

"Saya tidak pernah merasa capek untuk memberikan ilmu agama kepada anak-anak. Yang terpenting mereka mau istiqamah dalam belajar, itu sudah cukup menjadi penyemangat saya untuk terus mengajar," ungkapnya dengan penuh ketulusan.

Pada tahun 2011, Bu Elis memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta demi merawat kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia. Padahal, saat itu ia mendapatkan tawaran menjadi guru TK di kota dengan gaji yang lebih besar. Namun, dengan penuh keteguhan hati, Bu Elis memilih kembal ke kampung halamannya. Keputusan itu diambil karena panggilan hati, bukan karena materi.

Di Jogja, Bu Elis tetap melanjutkan perjuangannya. Ia, mendirikan TPA di rumahnya sendiri dan mengajar setiap hari Senin, Rabu, Kamis, dan Jumat pukul 14.00-16.00 WIB. Dukungan dari anak-anak dan orang tua di sekitarnya semakin menguatkan tekad beliau. Beberapa tahun kemudian, Bu Elis kembali mendapat Amanah untuk mendirikan TPA Nurul Hikmah bersama pengurus mushala. Melihat semangat anak-anak yang tinggi dalam mengaji, beliau merasa perlu menyediakan ruang belajar yang lebih layak untuk mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun