Mohon tunggu...
Nurulis
Nurulis Mohon Tunggu... Lainnya - We'll make it through

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sholawat untuk-Mu ya Rasulullah

19 Oktober 2021   09:04 Diperbarui: 19 Oktober 2021   09:11 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  : islamkaffah.id

"Menjaga lidah dan tangan " 

Lidah ibarat pedang. Tidak bertulang,  tapi tajamnya nggak ketulungan.  Sebegitu tajamnya sampai kalau melukai, susah di obati. 

Ada pepatah yang mengatakan, "mulutmu harimaumu".  Serem nggak? Itulah mengapa kita harus berhati-hati menjaga lisan dan ucapan, sehingga tidak akan mencelakai diri sendiri  maupun orang lain.  

Rasulullah Muhammad SAW adalah sebagus-bagus tauladan. Uswatun Hasanah.  Beliau adalah manusia yang berhati paling mulia, penuh kasih, yang lisan dan hatinya selalu terjaga.  Semasa hidup tidak ada satupun ucapan atau tindakan beliau yang menyakiti orang lain.  

Bahkan di akhir hidup beliau, dengan lapang dada beliau menawarkan bagi siapa saja sahabat yang pernah di sakiti atau di lukai dengan perkataan maupun perbuatan, beliau dengan ikhlas hati bersedia menerima balasan.  

Lalu tampillah seorang sahabat, mengatakan bahwa Rasulullah tidak sengaja memukulnya dengan cambuk sewaktu perang.  Dan dia akan membalaskan itu, dengan memukul tubuh Rasulullah balik. 

Apakah Rasulullah marah?  Tidak. Subhanallah, beliau adalah manusia pilihan Allah.  Dengan tulus Beliau memberikan kesempatan pada sahabat itu untuk membalas memukulnya.  

Bahkan sahabat itu meminta Rasulullah untuk membuka baju bagian atasnya, alasannya dulu sewaktu Rasulullah memukulnya bagian atas tubuhnya juga terbuka.  Sekali lagi,  apakah Rasulullah marah?  tentu saja tidak.  MasyaAllah. 

Tapi apa akhirnya yang dilakukan sahabat setelah cambuk ada di tangan dan Rasulullah ada di hadapannya ? Sahabat itu langsung melemparkan cambuk dan memeluk tubuh Rasulullah.  

Ternyata dia hanya ingin memeluk tubuh Rasulullah sebelum beliau wafat. Kulitnya ingin bersentuhan dengan kulit mulia Beliau.  Karena apa?  Teramat besar cintanya pada Rasulullah.

So,  apa yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan cinta kita pada Rasulullah ? 

Cinta ya?  Kalau cinta katanya rela kan melakukan apapun?  Bahkan semua apa yang dilakukan dan disenangi orang yang dicintai dengan rela hati mengikuti dan menirukan ? Bahkan namanya saja setiap saat di sebut dan di panggil ? Dengan mesra lagi.  Bener nggak? 

Nah, agar lisan dan tangan terjaga, dan demi yang tercinta Rasulullah SAW alangkah baiknya kalau menggunakan lisan untuk bersholawat, menyebut dan mengagungkan namanya. Menggunakan tangan dan jemari untuk berdzikir menyebut nama Allah dan Rasulullah. 

Pada saat yang tepat tentunya. Tapi kayaknya setiap saat adalah waktu yang tepat yah,  bahkan saat diam pun bisa mengucapkan itu dalam hati.  Semoga saja.  

Daripada untuk ngomong atau melakukan sesuatu yang menimbulkan dosa, bergosip ria, ngomong ngalor ngidul nggak jelas arahnya, apalagi kalau untuk ngomong kotor dan jahat,  kalau sama-sama mengeluarkan tenaga, membuka mulut dan menggerakkan tangan yang sama, lebih utama kan kalau untuk sesuatu yang berfaedah ?  Sesuatu yang disukai dan dicintai Rasulullah.  Dannn.... InsyaAllah tentu saja juga berpahala.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun