"Tidak juga sih, Â Ma. Â Cuma kalau papa tidak bisa pulang , Â kalian harus jaga diri baik-baik ya? ", pria itu dengan sorot mata sendu.Â
Perempuan cantik itu tersenyum, meskipun perasaannya merasakan sesuatu yang tidak nyaman. Â
Anak lelaki kecil di gendongan pria itu berseru. Â
"Kami akan selalu tunggu papa pulang. Papa harus pulang untuk kita, Janji pa ", Â kata si kecil dengan binar di mata.Â
Pria itu tersenyum penuh wibawa. Â "Insya Allah, papa janji ", pria itu kembali memeluk perempuan dan anak kecil itu. Â
Lambaian tangan perpisahan dari istri dan anak lelaki kecilnya mengantar kepergian  pria itu menunaikan tugasnya. Tugas mulia menjaga bangsa dan negaranya. Â
Satu minggu, Â dua minggu, Â tiga minggu empat minggu berlalu tidak ada kepulangan pria itu.Â
Hingga terdengar kabar dari siaran berita di televisi tentang tenggelamnya kapal selam Angkatan Laut yang sedang dalam tugas. Â Menyebutkan semua awak diberitakan meninggal. Â
Seperti sambaran petir di siang hari bolong,  perempuan cantik itu jatuh  terduduk di lantai yang dingin.  Air mata menganak sungai di pipinya. Â
Anak lelaki kecilnya berlari menghampirinya. Membimbingnya untuk bangkit dari duduknya.Â
"Sabar Ma, Â itu bukan papa. Papa pasti pulang ", hibur anak kecil itu. Â