Mohon tunggu...
nurul husnah muayyadah
nurul husnah muayyadah Mohon Tunggu... Mahasiswa IPB

Seorang mahasiswa semester 5 Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University

Selanjutnya

Tutup

Nature

Palmify: Inovasi Mahasiswa IPB Ubah Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Jadi Boks Anti Jamur dan Rayap yang Fungsional dan Bernilai Ekonomi

9 Oktober 2025   17:05 Diperbarui: 9 Oktober 2025   17:09 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tim Palmify (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Isu lingkungan yang kian meluas kini menjadi tantangan serius bagi berbagai daerah di Indonesia. Siapa sangka limbah industri kelapa sawit, TKKS yang biasanya dibuang dan tertimbun saja kini dapat diubah menjadi produk fungsional bernilai ekonomi tinggi? Inovasi tersebut diwujudkan oleh sekelompok mahasiswa IPB University melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dengan menghadirkan Palmify, produk boks anti jamur dan rayap yang ramah lingkungan serta mendukung prinsip ekonomi sirkular.

Tim Palmify beranggotakan lima mahasiswa lintas departemen yang dipimpin oleh Nurul Husnah (Ilmu Ekonomi) sebagai CEO, bersama Gita Amanda (Teknik Industri Pertanian) sebagai CPO, Khalifatunadifah (Proteksi Tanaman) sebagai CMO, Sandi Agustin (Gizi Masyarakat) sebagai CTO, dan Nuha Ghinaya (Ilmu Ekonomi) sebagai CFO. Mereka dibimbing oleh Dr. Tetty Kemala, S.Si., M.Si., dosen dari Departemen Kimia IPB University.

Berawal dari kepedulian terhadap meningkatnya limbah kelapa sawit di Indonesia, Palmify hadir untuk memberikan solusi inovatif. Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Namun, di balik kejayaan industri tersebut, tersimpan persoalan serius yaitu limbah TKKS yang jumlahnya melimpah tetapi pemanfaatannya sering kali hanya dibuang atau dibakar, sehingga menimbulkan pencemaran udara dan tanah. Melihat kenyataan itu, tim Palmify tergerak untuk mencari solusi dengan keyakinan bahwa dengan pendekatan sains dan kreativitas, limbah yang tidak bernilai dapat diubah menjadi produk fungsional dan bermanfaat.

TKKS mengandung serat selulosa yang kuat dan berpotensi diolah menjadi bahan padat. Melalui serangkaian proses, mereka berhasil mengembangkan boks fungsional yang memiliki daya tahan tinggi dan sifat alami yang mampu menolak serangan jamur serta rayap. Produk ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki tampilan estetis yang cocok digunakan sebagai wadah penyimpanan, kemasan produk premium, hingga bahan dekoratif.

Proses pembuatan boks Palmify dimulai dengan pengumpulan limbah TKKS dari pabrik kelapa sawit sekitar. Proses pembuatan boks menggunakan bahan utama TKKS dan lateks dengan bahan pendukung lainnya yaitu kompon, propan, cat, dan kain. Palmify menghadirkan boks unik yang tidak hanya anti jamur dan rayap, tetapi juga ringan dan dapat dilipat sehingga mudah untuk disimpan atau dibawa pergi.

Menurut Nurul Husnah Muayyadah, selaku CEO, ide ini muncul dari keprihatinan terhadap banyaknya limbah TKKS yang belum dimanfaatkan secara optimal. “Kami ingin menghadirkan solusi yang tidak hanya mengatasi limbah, tapi juga memberikan nilai tambah ekonomi. Palmify menjadi bukti bahwa limbah bisa kita ubah menjadi sumber daya baru,” ujarnya.

Palmify memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya potensial untuk dikembangkan secara lebih luas. Selain berbahan dasar limbah yang melimpah dan murah, produk ini juga mendukung konsep ekonomi sirkular, di mana limbah dari satu industri dapat menjadi bahan baku bagi industri lain. Dengan demikian, Palmify tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Tujuan 12, khususnya dalam aspek konsumsi dan produksi berkelanjutan. Selain itu, mereka juga tengah menjajaki kerja sama dengan pihak pabrik pengolahan TKKS untuk memperkuat rantai produksi sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Melalui inovasi Palmify, para mahasiswa IPB menunjukkan bahwa semangat kewirausahaan dan kepedulian lingkungan dapat berjalan beriringan. Dari limbah yang sering kali dianggap tak berguna, mereka berhasil menciptakan produk bernilai tinggi yang membawa dampak positif bagi ekonomi dan ekologi. Palmify bukan sekadar produk, tetapi juga simbol perubahan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun