Mohon tunggu...
Nurul hafizah
Nurul hafizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Islam negeri Maulana Malik Ibrahim Malang fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan prodi ilmu pengetahuan sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Waliyah Zainab di Pulau Bawean Gresik

16 Desember 2022   10:34 Diperbarui: 16 Desember 2022   10:39 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Waliyah Zainab atau Dewi Wardah menjadi seorang sosok perempuan yang pertama kali menyiarkan agama Islam di Bawean Gresik.selain itu,waliyah zainab adalah teman hidup kedua dari sunan giri yang menebarkan agama islam di daerah sudi monggo atau yang dikenal diponggo. 

Waliyah zainab menyiarkan agama islam lebih dahulu daripada maulana umar masa'ud yang saat ini makam beliau berada di daerah Majid sangkapura dekat dengan alun-alun .selain itu,waliyah zainab juga meninggalkan beberapa peninggalan bersejarah lainnya yang saaat ini masih digunakan oleh masyarakat sekitar.

Siti zainab atau dewi wardah awalnya datang kebawean bersama kerabat dan suaminya.namun,sangat disanyangkan ditengah perjalanan perahu yang di tumpangi kerabat dan suaminya tenggelam sehingga hanya menyelamatkan siti zainab dan seorang pembantunya yakni mbah rumbut.

Setelah kematian suaminya, Dewi wardah dinikahkan dengan sunan giri (raden paku).namun,karena sunan giri sudah menikah dengan dewi murtasiyah yang pada saat itu dewi murtasiyah tidak mau di madu maka dewi wardah memutuskan untuk pergi berlayar ke arah laut utara dan mengendarai "setong" alias pelupuk kembang nyiur.

Setelah sampai di bawean dewi wardah tiba di sebuah pesisir pantai yakni di desa kumalasa.kedatangan dewi wardah tidak di sambut baik dan segenap jiwa sama rakyat kumalasa.sebab pada saat itu warga kumalasa sedang menderita penyakit kulit setelah melihat penampilan dewi wardah yang compang camping maka warga setempat beranggapan bahwa dewi wardalah yang membawa penyaki tersebut.maka dengan cepat masyrakat kumalasa mengusir dewi wardah untuk segera meninggalkan desa mereka .dengan perasaan yang sedih wardah tetap melanjutkan perjalanan dengan menyusuri sungai,penggunungan,ngarai dan sawah .

Setelah diusir dari desa kumalasa dewi wardah melanjutkan perjalanannya untuk mencari air sehingga tibalah beliau di sebuah desa yakni desa sungai raya.akan tetapi,di desa sungai raya tidak seorangpun yang memberikan air sehingga berucap "semoga desa sungai raya tidak air" ujarnya.sampai saat ini desa tersebut tidak pernah ada mata air meskipun sudah dilakukan pencarian beberapa kali.

Walaupun keadaanya telah di dalam kondisi lemas, Dewi wardah masih teguh melakukan pengembaraannya dan memikul benda-benda warisannya hingga pada akhirnya tiba di pesisir pantai yakni di daerah tambak timur.karena dewi wardah sudah tidak kuat menahan kehausanya maka,dewi wardahmemutuskan untuk meminta air kepada sepasang suami istri yang ia temui di daerah tersebut yaitu mbah Buuk.sepasang suami istri tersebut menawarkan dewi wardah atau siti zainab untuk bermalam di rumahnya akan tetapi dewi wardah menolak penawarnnya tersebut beliau tetap bersikeras untuk meneruskan perjalanannya .

Waliyah zainab melanjutkan perjalanannya dengan membawa barang-barang pusakanya kearah timur,beliau sampai di sebuah tanjung desa ponggo .siti zainab merasa sedih karena dia harus menyebrangi laut kembali untuk kembali ke daerahnya .kemudian waliyah zainab mengadukan nasibnya di sebuah tanjung,maka hingga sat ini tanjung tersebut dinamakan jazirah merintih.

Hingga satu waktu, siti zainab merasa dirinya membutuhkan sesuap nasi akan tetapi ia merasa takut untuk mengutarakannya kepada warga setempat sebab beliau tidak berani menyakiti hatinya kembali,lalu ia sekedar mondar mandir di tanaman rumput.seketika dia berpapasan pada mbah sulu (dinamakan mbah sulu disebabka sulunya yang berjarak) kemudian mbah rambut menawarkan dewi wardah untuk tinggal dirumahnya ,diponggo.akhirnya dewi wardah menerima ajakan mbah rambut untuk tinggal di rumahnya .berkat ajakan mbk rambut dewi wardah atau siti zainab memulai berinteraksi dengan rakyat diponggo.hingga pada akhirnya kampung diponggo menjadi tempat terakhir persinggahan dewi wardah atau siti zainab.

Waliyah zainab di terima dengan baik dikalangan masyarakat diponggo .tidak hanya itu,waliyah zainab juga mulai menyiarkan agama islam seraya meneruskan perjuangan syekh siti jenar beliau merupakan pewaris syekh siti jenar yang merupakan generasi keempat sebagai penerus syekh siti jenar yang belum banyak di ungkap oleh para sejarahwan.waliyah zainab mendapatkan didikan khusus dari ayahnya ,sunan duwur dan kakeknya sunan sendang.

Waliyah zainab tidak hanya di kagumi dalam tatakramnya akan tetapi beliau juga di jadikan idola dalam pergaulan masyarakat karna menurut mereka bahasa siti zainab lucu dan unik makanya hal ini membuat masyarakat diponggo tertarik untuk mempelajari bahasa siti zainab .di samping itu,waliyah zainab juga mengalami kesulitan dalam berbahasa bawean karena menurutnya bahasa bawean bercampur dengan bahasa Madura sehingga siti zainab menyatukan bahasa bawean dengan bahasa jawa . akibatnya masyarakat diponggo dapat menggunakan bahasa yang telah disatukan oleh siti zainab kepada keluarga,kerabat,bahkan kampung tetangga bahkan sekolah.karena letak geografis maka bahasa teesebut tidak dapat berkembang pada daerah lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun