Mohon tunggu...
Nurul Fajriah
Nurul Fajriah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tanjungpura Pontianak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Nenek yang Hidup Lumpuh dengan Kemiskinan yang Mendera

19 Agustus 2023   22:09 Diperbarui: 19 Agustus 2023   22:30 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu Nabe berumur 78 tahun yang tinggal di Desa Kalimas, Kecamatan Sungai Kakap. Beliau merupakan kepala keluarga yang tinggal bersama satu orang cucunya, suaminya telah lama meninggal dunia. 

Ibu Nabe memiliki dua orang anak perempuan yang sudah menikah. Kedua anaknya tinggal bersama suami mereka, sehingga tidak lagi tinggal serumah dengan beliau. Riwayat pendidikan Ibu Nabe tidak bersekolah.

Kondisi kaki Ibu Nabe lumpuh, pada tahun 2022 kaki beliau digigit ular saat bekerja diladang. Luka tersebut hanya diobati dengan obat tradisional tanpa perawatan medis, sehingga kaki beliau belum sembuh sepenuhnya. Pada mulanya kaki beliau hanya pincang, semakin lama beliau tidak dapat berjalan.

Dirumah tersebut Ibu Nabe hanya tinggal berdua bersama cucunya, sehari-hari beliau dibantu oleh Junaidi, cucu laki-lakinya yang berumur 12 tahun. Junaidi berhenti sekolah saat kelas 4 SD. 

Sehari-hari Junaidi membantu neneknya untuk memasak, mencuci, menjemur pakaian, serta membersihkan rumah. Ibu Nabe sehari-hari menggunakan popok lansia karena kesulitan untuk menjangkau wc. 

Biasanya dihari minggu anak dan cucunya berkunjung, mereka membawa bahan makanan dan juga memberi uang sebesar Rp 50.000. Keadaan ekonomi anaknya pun masih tergolong kekurangan. Terkadang tetangga sekitar pun juga turut membantu Ibu Nabe dengan memberikan bahan makanan seperti beras, gula, kopi, dan minyak. 

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Rumah Ibu Nabe berukuran panjang 4 meter, lebar 3 meter dan memiliki luas 12 m² yang dibangun menumpang di tanah milik orang lain sejak tahun 2020. Sebelumnya mereka juga tinggal di desa kalimas namun di tanah yang berbeda, alasan mereka pindah karena tanah tersebut hendak dijadikan ladang oleh pemiliknya. 

Dinding rumah mereka sekarang serta lantai rumah terbuat dari kayu dengan kondisi beberapa kayunya sudah mulai rapuh. Atap rumah mereka terbuat dari seng dengan kondisi bocor pada bagian teras depan sedangkan pada bagian dalam rumah tidak bocor dan juga menggunakan atap nipah pada bagian belakang rumah. 

Rumah tersebut memiliki dua ruangan yang di sekat menggunakan triplek dan satu kamar mandi. Ruangan pertama pada bagian depan biasa digunakan untuk duduk dan tidur di malam hari, dan ruangan kedua untuk menyimpan barang – barang dapur, lemari baju, dan tumpukan barang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun