Meningkatkan Kenyamanan dan Efisiensi dengan Menggunakan Transportasi Umum Transjakarta

DKI  Jakarta  merupakan  provinsi  terpadat  di  Indonesia  yg  mencapai  kepadatan  dalam tahun 2019 dari Badan Pusat Statistik (BPS).Dengan jumlahyang mencapai 15.938 jiwa per kilometer persegi menggunakan pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan DKI Jakarta sebagai kota metropolis dengan mobilitas tinggi. Wilayah DKI Jakarta menjadi sentra  Ibukota  Negara Republik  Indonesia, terus berbenah diri berdasarkan tahun ke tahun. Perkembangannya  daerah DKI Jakarta yg sangat cepat, bahkan sudah sebagai sentra berdasarkan aktivitas pembangunan mulai berdasarkan komersil, hiburan, sosial & kemasyarakatan, dan pendidikan. 

Perkembangan daerah inilah yg memaksa terjadinya perkembangan pada ranah transportasi(Sahara & Yuliana, 2021). Hal ini disebabkan oleh kepadatan penduduk perkotaan, karena polusi dari emisi kendaraan dan pabrik  mempengaruhi kenyamanan dan menurunkan kualitas hidup di kota (Sahara, 2021). Berdasarkan argumen di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan laju pertumbuhan penduduk sebanding dengan peningkatan mobilitas dan aksesibilitas menuju pusat (Utami & Natio, 2021).Mobilitas masyarakat, angkutan umum memegang peranan penting, sama seperti  Transjakarta .

 Transjakarta merupakan sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan telah beroperasi sejak tahun 2004, tepatnya pada tanggal 15 Januari 2004. Tujuan pemerintah mengoperasikan Transportasi Transjakarta adalah untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatkan perekonomian negara. Ada 3 jenis indikator untuk mengetahui apakah pertumbuhan ekonomi  positif atau tidak. 

Ketiga indikator tersebut adalah pendapatan per kapita dan pertumbuhan pendapatan nasional, jumlah pengangguran lebih sedikit dibandingkan jumlah pekerja, dan  tingkat kemiskinan berangsur-angsur menurun (Sahara & Jesica Silitonga, 2022). Transjakarta saat ini merupakan transportasi umum yang nyaman bagi warga Jakarta sehingga mampu menampung  penumpang terbanyak kedua setelah KRL, yaitu sekitar 144 juta pengguna (pada tahun 2017).

 Peningkatan kualitas ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan pengguna namun juga mendorong  masyarakat tertarik menggunakan angkutan umum dibandingkan kendaraan pribadi.

Menyalip dengan mengikuti aturan yang berlaku adalah metode menghindari kecelakaan, tidak membutuhkan lubang dan standar yang lemah serta memerlukan kelonggaran perawatan dari pihak yang terlibat (Siti Sahara & Sylvira Ananda Azwar, 2020). Transjakarta sebagai angkutan umum di Jakarta memiliki banyak keunggulan dibandingkan bus lainnya, salah satunya adalah harga yang murah yaitu 3.500 rupiah per jalan (Utami & Natio, 2021). Oleh karena itu strategi pemasaran harus didasarkan pada kebutuhan penumpang. 

Standar kualitas layanan merupakan janji yang dibuat oleh penyedia layanan kepada penumpang tentang kualitas minimum yang akan diterima penumpang saat menggunakan layanan yang disediakan (Transjakarta 2011). Sebagai penyedia layanan publik macam-macamTransportasi bus dalam kota Jakarta, Transjakarta berusaha memberikan pelayanan yang terbaik pekerja melalui penerapan standar ketenagakerjaan minimum (MPS) yang efektif (Arifin et al., n.d.). 

Meskipun pihak Transjakarta telah berusaha menerapkan Standar Pelayanan minimal, apakah pelayanan yang diberikan pihak Transjakarta sudah sesuai dengan apa yang di inginkan pengguna?. Masyarakat masih mengeluh mengenai kualitas dari fasilitas yang terdapat di halte maupun kendaraan Transjakarta. Identifikasi masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan uraian diatas yaitu, Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas Moda Transportasi Transjakarta dapat terlihat dari fasilitas yang tersedia. Seperti kondisi halte yang kurang layak mampu menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna, Mesin Tap On yang error secara berkala sehingga pengguna kesulitan ketika ingin memasuki halte, kemudian kurangnya fasilitas yang terdapat di dalam halte seperti tempat duduk untuk pengguna prioritas ( Ibu Hamil, Lansia, Disabilitas dan Ibu dengan anak ), juga kedatangan bus Transjakarta yang seringkali tidak sesuai jadwal dan waktu tunggu yang terlalu lama. 

Sebagian besar orang yang menggunakan transportasi Transjakarta masih berstatus mahasiswa, dilanjut dengan pekerja dan status responden yang menggunakan Transjakarta paling sedikit ialah siswa serta pekerjaan selain dari tiga pilihan tersebut. Alasan masyarakat memilih Transportasi di Transjakarta berbeda, dari pergi bekerja, pergi ke kampus atau sekolah, pergi ke pasar, pergi ke suatu tempat liburan atau jalan-jalan, bahkan jalan-jalan keliling Jakarta. Publik beralih ke TransJakarta karena banyak perubahan yang mempengaruhinya, misal pembiayaan mobil, penghematan waktu, biaya perjalanan dan pendidikan (Kusuma et dkk., 2019). Peningkatan kualitas menjadi pilihan mayoritas pengguna, hal ini disebabkan karena fakta dilapangan masih ditemukan beberapa pelayanan yang masih kurang seperti kualitas halte yang menurun dan bus yang tidak datang tepat waktudan masih sering mogok (Herbowo, 2012). 

Kualitas fasilitas yang disediakan Transjakarta sangat baik, namun masih banyak terminal bus yang lokasinya kurang layak dijadikan tempat tunggu. Oleh karena itu, pemasok harus berupaya meningkatkan kualitas perusahaan Transjakarta secara komprehensif dan terpadu. Untuk membuat pengguna merasa lebih nyaman saat menggunakan mode tersebut

Angkutan Transjakarta.